Corolla Altis Jadi Sedan Hybrid Murah Toyota

JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi ke-12 Toyota Corolla Altis akhirnya resmi mendarat di Indonesia, Kamis (12/9/2019). Beda dengan model sebelumnya, kini Altis memiliki varian baru, yakni Hybrid.

Secara spesifikasi mesin, sebenarnya tidak berbeda dengan model konvensionalnya. Antara Corolla Altis bisa dan hibrida sama-sama mengusung kubikasi mesin 1.798 cc, namun khusus varian hybrid kode mesin sama dengan yang digunakan C-HR Hybrid, yakni 2ZR-FXE.

Menariknya, kehadiran Corolla Altis Hybrid bukan hanya menambah daftar line-up kendaraan elektrifikasi Toyota saja, tapi juga menjadi sedan murah dengan teknologi hibrida kedua yang dipasarkan Toyota di Indonesia setelah C-HR.

"Jadi secara perencanaan penerimaan kita antara 10 sampai 15 persen untuk hybrid, tapi dengan Altis yang datang ini, mudah-mudahan bisa lebih. Altis ini juga secara tidak langsung merefleksikan apa yang ada di Camry, karena harganya lebih terjangkau," ucap Anton Jimmi Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor di usai peluncuran All New Corolla Altis di Jakarta, Kamis (12/9/2019).

Melihat dari daftar harga, Toyota membanderol generasi baru Corolla Altis Hybrid yang didatangkan secara utuh dari Thailand masih di bawah Rp 600 juta. Tepatnya hanya Rp 566.300.000.

Bila dibandingkan dengan C-HR yang harganya mencapai Rp 523.350.000, Altis Hybrid lebih mahal sekitar Rp 44 juta. Namun bila dirivalkan dengan Camry Hybrid, selesihnya cukup signifikan, yakni sebesar Rp 243,1 juta.

"Dengan harga yang lebih terjangkau dari Camry, mudah-mudahan Corolla Altis Hybrid ini bisa menambahkan volume lagi sehingga mendongkrak komposisi penjualan mobil hybrid Toyota di Indonesia," ujar Anton.

Anton juga menambahkan bila dari penyerapan produk, kemungkinan besar Altis baru kompisisi market-nya memang akan lebih dominan dibelu oleh para loyalis. Artinya konsumen yang sudah pernah memiliki Corlla sebelumnya.

"Kemungkinan besar loyalis, karena di segmen sedan Corolla sendiri kan cukup legendaris jadi munkin para loyalis di Indonesia sudah banyak yang menanti," kata Anton.