Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak Muda Indonesia Masih Pesimis Hadapi Era Kendaraan Listrik

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk melakukan langkah besar menuju perubahan. Pada sektor otomotif, hal ini terwujud dalam era kendaraan listrik.

Rangkaian langkah nyata telah dilakukan, satu diantaranya ialah penerbitan Peraturan Presiden No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Fondasi tersebut akan diperkuat oleh berbagai regulasi pendukung yang bakal menyusul tak lama lagi.

Sayangnya, semangat itu belum diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Salah satu ilmuwan mobil listrik, Ricky Elson, berpendapat bahwa, jiwa pesimistis masih menghantui sebagian banyak dari mereka.

"Selama ini, anak-anak muda kita selalu menjadi generasi unboxing, hanya berbicara bahwa teknologi kendaraan saat ini bagus dan keren. Namun belum ada tindakan yang menujukkan keyakinan bahwa kita bisa membuat kendaraan seperti itu juga. Masyarakat masih pesimis dan skeptis," kata Ricky di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dirinya menyatakan bahwa kondisi tersebut terjadi karena beberapa hal. Pertama, keberpihakan pemerintah belum terlihat dan dirasakan langsung oleh generasi muda yang ingin berkarya.

"Regulasi belum memihak, contoh saja anggaran untuk riset dan pengembangan kendaraan listrik masih sangat kecil," kata Ricky.

Selanjutnya, kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri masih cukup minim di samping kecilnya apresiasi dan kesempatan untuk bisa sukses.

Ricky menyatakan, hanya sedikit anak muda yang percaya bahwa dapat menjadi engineer yang mampu menghasilkan riset dan produk unggulan. Hanya sedikit yang percaya menjadi engineer itu menguntungkan.

"Banyak yang merasa bahwa mereka di hambat, dikirimalisasi. Alhasil, mereka lari untuk mencari pekerjaan di perusahaan asing saja, mencari aman dan berjuang sebisanya," ujarnya.

Oleh sebab itu, perlu adanya terobosan untuk memutus 'rantai' yang terlanjur rumit tersebut. Hal ini menjadi tugas bersama supaya Indonesia benar-benar melangkah menuju perubahan.

"Memang, kita sudah sangat tertinggal baik dari teknologi, industri, produksi, dan sebagainya. Tapi bukan berarti Indonesia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Banyak terobosan dari dalam negeri yang mampu unjuk gigi hingga mancanegara," kata Ricky.

"Saat ini, euforia era kendaraan listrik masih menggema. Maka, manfaatkan sebaik mungkin untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas dan bermutu tinggi. Ajak dan ikutlah membangun peradaban, ikut dalam prosesnya, pengembangannya, membangun industrinya, jangan hanya terseret peradaban," ujarnya lagi.

Sebagai informasi, Ricky adalah salah satu anak bangsa yang berhasil membuat prototype mobil listrik yang pernah dicoba oleh Dahlan Iskan, menteri BUMN pada masa Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.

Pria asal Padang ini tenar saat dia studi di Jepang karena kegemilangannya sebagai ahli listrik dan mampu mematenkan 14 penemuan di bidang motor listrik pada tahun 2014.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/08/134100415/anak-muda-indonesia-masih-pesimis-hadapi-era-kendaraan-listrik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke