JAKARTA, KOMPAS.com – Wacana pembatasan mobil berusia 10 tahun ke atas yang sempat diembuskan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan, ditanggapi beragam hal dari berbagai kalangan. Salah satu pihak yang kontra tentu saja dari pihak komunitas mobil tua.
Rencana pembatasan mobil ini dianggap kurang tepat, sebab dalam praktiknya mobil-mobil usia 10 tahun ke atas disebut jarang dipakai sebagai kendaraan harian oleh pemliknya.
Didit Soedarto, Ketua Harian 1 Volkswagen Indonesia Association (VIA), berujar jika wacana itu bukan kali pertama muncul.
“Dulu pernah ada tapi hilang, sekarang ada lagi. Memang sempat bikin gonjang-ganjing soal rencana itu,” katanya saat berbincang dengan Kompas.com (7/9/2019).
Didit mengatakan, saat ini pemilik mobil tua atau klasik cenderung makin merawat mobilnya. Selain karena kondisi yang semakin tua dan langka, perawatannya juga tidak murah. Makanya mobil-mobil seperti ini biasanya keluar pada acara-acara tertentu saja.
“Buat kami saat ini VW itu keluar saat weekend atau saat acara. Karena mobil semakin disayang-sayang, sudah sangat sedikit yang dipakai harian. Karena mobil klasik umumnya memang tidak nyaman dipakai harian, karena tidak ber-AC,” ungkap Didit.
Di samping itu, menurutnya mobil usia 10 tahun ke atas merupakan sebuah aset yang tak ternilai harganya. Didit mengilustrasikan, banyak mobil-mobil klasik yang mewarnai sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
“Mobil klasik di indonesia rata-rata sudah menjadi heritage, entah VW atau Jeep atau lainnya. Itu yang harus ditonjolkan, komunitas klasik malah bisa menjadi jadi aset bangsa atau aset sejarah, karena kita bisa menjaganya dengan baik,” pungkasnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/08/130100815/wacana-pembatasan-mobil-tua-sudah-ada-dari-dulu