Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Dua Faktor Penyebab Banyaknya Truk ODOL

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini, sedang marak kecelakaan yang disebabkan oleh truk. Salah satu penyebabnya adalah karena truk tersebut melebihi muatan dan dimensi yang sudah ditentukan. Truk seperti itu lebih dikenal dengan ODOL (Over Dimension Overload)

Kyatmaja Lookman, Wakil Ketua Umum Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia), menjelaskan bahwa bisa ada dua faktor mengapa banyak truk ODOL sekarang ini, yakni harga satuan dan kemacetan.

"Kalau selama satuan angkutannya per kilo atau per kubik. Maka yang terjadi seperti itu, pengusaha-pengusaha akan mengangkut sebanyak-banyaknya," ujar Kyatmaja, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/9/2019).

Menurut Kyatmaja, harga satuan itu tidak pernah naik, tapi beban biayanya naik terus. Seperti truk naik sepuluh persen per tahun, suku cadang naik mengikuti inflasi.

"Ditambah lagi kemacetan, terus ritase berkurang karena macet. Itu kan harus ada yang mengkompensasi, akhirnya banyak yang melakukan muatan lebih," kata Kyatmaja.

Dampak dari adanya fenomena truk ODOL ini membuat pemilik atau supir truk tidak melakukan uji kir pada kendaraannya. Akhirnya, perawatan truk tidak ada yang mengawasi.

Dengan muatan truk yang berlebih juga dapat membuat kinerja truk jadi tidak sebagaimana mestinya. Sehingga, resiko terjadinya kecelakaan seperti rem blong pun meningkat.

Seperti diketahui, awal pekan ini ada kecelakaan yang melibatkan truk pengangkut tanah di ruas tol Cipularang. Kecelakaan ini melibatkan puluhan kendaraan dan mengakibatkan korban jiwa serta luka-luka.

Setelah diinvestigasi, truk mengalami rem blong hingga tidak bisa dikendalikan dan menabrak kendaraan lain.

Selanjutnya, terjadi lagi kecelakaan beruntun di kawasan Bintaro, dan kembali diakibatkan oleh truk.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/08/095554515/ini-dua-faktor-penyebab-banyaknya-truk-odol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke