JAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari seorang pemilik bengkel Kiat Motor, Sukiyat yang memberi gagasan untuk membangun sebuah mobil. Awalnya Sukiyat sering membantu siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang otomotif di wilayah Solo dan Jawa Tengah dan akhirnya berhasil mewujudkan impiannya itu.
Masuk 2012, nama Esemka melejit berkat Joko Widodo (Jokowi) yang pada masa itu masih menjabat sebagai Walikota Solo, Jawa Tengah. Tetapi, siapa sangka perjalanan pembuatan mobil karya anak bangsa ini penuh dengan lika-liku.
Jokowi sempat menggunakan mobil Esemka sebagai kendaraan dinasnya. Bahkan, mobil ini sempat digadang-gadang sebagai mobil nasional (mobnas). Namun, pamor Esemka sempat turun saat Jokowi memutuskan hijrah ke Jakarta untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Usai itu, nama Esemka sempat tenggelam lagi, tidak ada seorang tokoh yang bisa mengangkat namanya saat itu. Jokowi yang selanjutnya menjadi presiden, sudah pasti menggunakan mobil dinas kepresidenan.
Esemka bahkan sempat dikabarkan mengalami permasalahan modal, sehingga penelitian dan pengembangan pun terhenti. Meski begitu, Esemka tetap bisa melahirkan beberapa purwarupa.
Penggagasnya sendiri, Sukiyat, bahkan meninggalkan Esemka, dan beralih mendirikan PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI).
"Saya itu memang yang gagas Esemka, tapi itu dulu saat awal-awal sampai prototipe yang kesembilan. Esemka sekarang sudah tidak ada kaitannya dengan Kiat," kata Kiat kepada Kompas.com di Klaten, Jawa Tengah, Senin (8/10/2018).
Bangun Pabrik
Esemka berdiri dengan nama perusahaan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Kali ini, Esemka sudah memiliki pabrik di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah. Proses produksi bahkan sudah berjalan di dalamnya. Pabrik Esemka ini meliputi beberapa pekerjaan, mulai dari merangkai mesin, sasis, dan sebagian besar tenaga kerjanya diisi oleh lulusan SMK.
Manajer Produksi PT Solo Manufaktur Kreasi Dias Iskandar Saputra mengatakan, pabrik Esemka terbagi dalam beberapa bagian untuk proses produksi dan dua perakitan jenis mesin, yakni diesel dan bensin.
"Di pabrik ini kami ada diesel line, gasoline line, monocoque line, lalu nanti yang akan datang itu ada welding dan body painting. Untuk diesel difungsikan merakit mesin diesel 1.8 L, 2.5L, dan 2.7L, untuk yang bensin itu untuk kapasitas 1.2 (liter) dan 1.3 (liter)," ucap Dias.
Pabrik Esemka juga memiliki fasilitas tes jalan untuk menguji kendaraan yang selesai diproduksi. Namun, dari 12 unit mobil Esemka yang diajukan ke Kementerian Perhubungan untuk uji tipe, ada satu unit yang tidak lolos.
Pikap Bima Siap Meluncur
Kabar terbaru datang langsung dari Eddy Wirajaya, Presiden Direktur PT SMK, yang mengatakan bahwa peluncuran Esemka Bima akan dilakukan hari ini, Jumat (6/9/2019).
"Rencana demikian, untuk produk yang akan meluncur seperti yang sudah saya bicarakan beberapa waktu lalu, yakni Bima 1.2 dan Bima 1.3. Kita sudah komitmen soal ini," kata Eddy, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/9/2019).
Bima 1.2 dan 1.3 yang sama-sama menggunakan mesin bensin ini akan menjadi model pertama yang dilepas ke pasar.
Esemka memang sejak awal fokus untuk memproduksi kendaraan niaga. Sebab, sejalan dengan visi dan misi Esemka, yakni menggerakkan perekonomian di daerah-daerah.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/06/063200515/mengingat-sejarah-kehadiran-esemka-di-pasar-otomotif-nasional