JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, akan mempercepat program pemberantasan truk over dimension dan overloading (ODOL). Rencana awal selesai pada 2021, kini ditargetkan rampung tahun depan.
"Saya sudah bicara dengan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), jadi saya ingin mempercepat menangani masalah ODOL, saya akan dorong agar 2020 Zero ODOL, terutama untuk jalan tol dulu," ucap Budi usai meninjau dump truck yang menabrak 18 mobil di Polres Purwakarta, Selasa (3/9/2019).
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Putra Rajawali Kencana (Pura Trans) Ariel Wibisono, pemerintah perlu merilis kebijakan kondusif. Dia menyarankan monitoring jembatan timbang sebaiknya ditempatkan langsung di pintu keluar masuk area industri sebagai tempat yang lalu lintas barangnya padat.
"Dengan begini, aturan-aturan dan regulasi pemerintah mengenai pembatasan berat dapat tersampaikan ke pemangku kepentingan, industri penghasil serta industri pemilik barang," kata Ariel dalam siaran resmi, Kamis (5/9/2019).
Dia juga menyarankan klasifikasi barang dapat dipetakan seperti layaknya kontainer, yakni jenis kargo umum dan kargo khusus.
"Tujuannya agar kapasitas dan berat dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pengelompokan jenis barang, termasuk pengawasan dan pengaturan di jembatan timbang," kata dia.
Bisnis Truk Menjanjikan
Menurut dia, pemerintah telah merampungkan pembangunan tol Trans Jawa yang membentang dari Merak hingga Probolinggo sepanjang 969 kilometer (km). Fasilitas ini dan Sistem Logistik Nasional yang terintegrasi akan mempermudah dan mempercepat arus pengiriman barang dengan menggunakan truk.
Dari sisi pasar, dia melanjutkan, proyek pembangunan pemerintah terus meningkat dan kebutuhan serta konsumsi ritel tumbuh sebesar lima sampai enam persen per tahun. Ini akan mendongkrak permintaan jasa pengiriman barang.
“Pasar dan fasilitasnya juga sudah ada, sehingga pertumbuhan harus meningkat. Ini juga sejalan dengan agenda pemerintah. Setelah infrastruktur tuntas, tentunya pemerintah berniat memacu ekonomi," ujar Ariel.
Prospek jasa transportasi darat berbasis jalan masih sangat menjanjikan, ditopang masifnya pembangunan infrastruktur dan ekspansi pabrik sejumlah perusahaan besar. Dalam beberapa tahun ke depan, populasi angkutan barang nasional diprediksi tumbuh 50 persen per tahun.
Pura Trans sendiri merupakan unit bisnis Grup Rajawali. Perseroan melayani pengiriman building material dan infrastruktur, seperti batu bata ringan, semen putih, asbes serta aneka komoditas, antara lain pupuk, semen, minyak goreng, hingga barang jadi.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/05/130459215/tanggapan-pebisnis-soal-aturan-truk-odol