Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengusaha Bus Pertanyakan Wacana Kebijakan B50 di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menargetkan untuk bahan bakar biodiesel 50 persen atau B50 bisa diterapkan pada akhir 2020. Hal ini sejalan dengan penerapan B20 yang menuai hasil positif untuk mengurangi impor bahan bakar fosil.

Menanggapi wacana tersebut, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mempertanyakannya. Sebab penggunaan B50 bisa bertolak belakang dengan standarisasi emisi gas buang Euro 4.

"Euro 4 itu tidak kompatibel untuk solar yang kadar bio-nya tinggi. Di luar negeri, untuk Euro 6 kadar bio hanya 7. Itu pun ditambah cairan AdBlue untuk mengatasi potensi masalah yang terjadi akibat biosolar," katanya kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Lagipula, lanjut Adnan, masalah pada kendaraan saat ini ketika menggunakan B20 belum terselesaikan dengan baik. Bahan bakar tersebut tidak mendukung kendaraan ketika di cuaca dingin.

"Pada cuaca dingin, bahan bakar akan mengeras karena sifat alamiah kandungan bio adalah gel. Jadi pengguna masih sering membakar tangki solar saat pagi hari supaya kembali mencair," kata Adnan.

"Saya pribadi sepakat memang dengan pemanfaatan sawit ini, tapi harus diperhatikan apakah sudah kompatibel dengan teknologi yang ada, kualitasnya bagaimana, persiapan pemerintah dan institusi terkait khususnya Pertamina sebagai penyedia bahan bakar sudah sampai mana, dan sebagainya. Jangan sampai membuat permasalahan baru di lapangan nanti," ujar dia lagi.

Saat ini dikabarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia tengah menguji penggunaan bahan bakar biodiesel 30 persen untuk kendaraan. Sebab, B30 bakal mulai diterapkan pada awal tahun 2020.

"Tesnya masih berjalan hingga Oktober, kita sedang evaluasi sambil berjalan," ujar Wakil Kementerian ESDM Arcandra Tahar .

https://otomotif.kompas.com/read/2019/08/13/123100315/pengusaha-bus-pertanyakan-wacana-kebijakan-b50-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke