JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana sepeda motor akan diikut sertakan dalam perluasan ganjil genap akhirnya hanya menjadi wacana. Padahal sebagaian pengamat transportasi menilai dengan membatasi motor akan ikut serta mengurangi dampak polusi sekaligus mendorong peralihan ke moda transportasi umum.
Bahkan dikhawatirkan tanpa adanya pembatasan untuk roda dua akan membuat populasinya makin meningkat. Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo, menjelaskan bila pada dasarnya semua masuk dalam kajian yang sudah diperhitungkan.
"Jadi motor itu sebenarnya masuk dalam alternatif solusi yang ikut kita kaji. Kita lakukan beberapa evaluasi, mulai dari koridor lengkap di dalamnya ada sepeda motor, lalu berlahan koridornya akan kita kurangi dengan pembatasan ganjil genap seperti saat ini tapi tetap ada motornya," kata Syafrin saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/8/2019).
Syafrin menjelaskan walau motor saat ini bebas ganjil genap, tapi Dishub dan pihak kepolisian akan menerapkan skema kanalisasi roda dua. Khususnya pada ruas-ruas jalan yang terdampak ganjil genap.
Pengguna motor wajib melintasi area yang disediakan, yakni pada lajur kiri. Selain untuk ketertiban, kanalisasi juga akan efektif untuk mengatur kecepatan sepeda motor demi menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna jalan lain.
"Kita tahun fatalitasi kecelakaan tertinggi adalah motor, belum kita batasi tapi akan kita kanalisasi, jadi saat ada pelanggaran marka bisa ditindak. Untuk saat ini priortias pada area ganjil genap, tapi ruasnya dimana saja itu belum, kita juga tidak bisa langsung terapkan sekaligus," ucap Syafrin.
Sementara saat ditanya mengenai prediksi penjualan motor yang bisa meningkat karena tidak dikenakan pemabtasan ganjil genap, Syafrin menganggap hal tersebut semata-mata bukan hanya karena ganjil genap, namun juga bisa dikarenakan pendapatan ekonomi masyarakat yang bertambah.
Tapi dia menjelaskan bila akan ada evaluasi kembali ke depannya. Pihaknya akan turut mengkaji wilayah mana yang pertumbuhan motornya cukup pesat.
"Kita akan lihat per jaringan, bila dikatakan penjualan motor meningkat kita cari tahu wilayah mana. Misal di Jabodetabek, itu daerahnya mana, apakah Bekasi atau Jakarta, bila di Jakarta, kita cari lagi datanya itu bagian sebelah mana. Secara sistem memang kompleks, tidak bisa kita simpulkan akibat ganjil genap motor di Jakarta tambah banyak," ujar Syafrin.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/08/12/124100515/motor-bebas-ganjil-genap-tapi-akan-dikanalisasi