JAKARTA, KOMPAS.com - Memanfaatkan AC mobil untuk 'ngadem' saat mati listrik seperti kemarin malam, Minggu (4/8/2019), rasanya hal yang tepat. Apalagi jika tidak terbiasa beristirahat di kondisi panas atau gerah.
Namun, prilaku tersebut ternyata memiliki risiko kematian. Hal ini dikarenakan masuknya gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan pembakaran mesin ke dalam kabin mobil sehingga tubuh kehilangan cairan tanpa disadari. Dampaknya, tubuh akan menjadi lemas.
Kepada Kompas.com, Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menyarankan agar ketika memang ingin 'ngadem' di mobil baiknya kendaraan tersebut dijalankan.
"Sebenarnya hal ini tidak direkomendasikan, apalagi kondisinya mobil dalam keadaan diam di dalam garasi. Tapi dalam keadaan mendesak, bisa lakukan hal tersebut dengan cara mobil dijalankan," kata Didi, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Selain untuk mengurangi kadar CO di kabin, menjalankan mobil berguna agar orang sekitar tidak keracunan gas emisi yang dikeluarkan mobil saat berada di garasi. Bahan bakar bensin pun tak terbuang percuma.
"Batas kecepatan mobil juga dijaga (karena dalam kondisi mati listrik), jangan terlalu cepat. Kalau dirasa ada bau tidak sedap di kabin, buka kaca mobil sedikit supaya sirkulasi udara kembali normal," ujar Didi lagi.
Lalu pastikan lampu kabin tidak menyala sepanjang perjalanan singkat tersebut. Sebab, hal ini akan berpengaruh pada komponen aki sebagai penghasil energi listrik mobil. Jangan sampai mobil mogok atau sulit dinyalakan kembali ketika ingin digunakan lagi.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/08/05/112131815/cara-aman-ngadem-di-mobil-saat-listrik-mati