JAKARTA, KOMPAS.com - Strategi produk kembar produsen otomotif dipilih karena ada kelebihan baik dari sisi produksi maupun harga. Misal Toyota dan Daihatsu dengan Avanza Xenia, Rush Terios, Agya Ayla dan Calya Sigra yang terhitung sukses di pasaran.
Strategi ini bukan ekslusif milik kedua produsen tersebut. Terbaru adalah kerja sama Mitsubishi-Nissan yang melahirkan Xpander dan Livina mengisi segmen low multi purpose vehicle (LMPV).
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto, menjelaskan, menarik melihat bagaimana kedua produk yang merupakan rival Avanza-Xenia ini dapat bertahan di pasar.
“Itu strateginya sama dengan Toyota-Daihatsu. Kolaborasi kedua model itu akan menarik. Kita lihat bagaimana hasilnya. Kalau Avanza-Xenia kolaborasinya sudah lama. Pertanyaannya, apakah Livina akan mengganggu Xpander. Itu yang perlu diamati,” ucap Soerjo saat ditemui Rabu (13/3/2019).
Berbeda dengan Avanza - Xenia, Xpander dan Livina berbagi platform dengan harga dan spesifikasi yang sama. Ini artinya kedua produk justru akan bersaing satu sama lain atau head to head.
“Bagi tugasnya bagaimana? Kalau Toyota sama Daihatsu jelas. Pembagiannya Toyota ambil 1.300 cc dan 1.500 cc, Xenia saat itu 1.000 cc dan 1.300 cc walau kemudian ada ubahan dengan masuk ke 1.500 cc. Sekarang di tempatnya Xpander dan Livina pembagiannya bagaimana. Strategi kolaborasi ini yang harus hati-hati,” ucap Soerjo.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/03/15/084200215/strategi-produk-kolaborasi-xpander-livina-ini-tanggapan-toyota