Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Pakai Teknik "Slipstream" di Tol, Berbahaya

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran akses tol Trans Jawa yang telah tersambung membuat pilihan pengendara untuk berpergian semakin mudah. Namun dengan jalur yang sangat panjang, ada beberapa kebiasaan yang harus dihilangkan pengendara selama menggunakan jalan tol.

Salah satunya adalah kebiasaan mengikuti kendaraan lain dari belakang. Ini kerap terlihat dilakukan oleh pengendara dengan mengikuti bus antar kota yang berjalan dengan kecepatan tinggi atau kendaraan penumpang lain yang berjalan beriringan.

Teorinya adalah memanfaatkan aliran udara atau slipstream yang diklaim dapat menghemat bahan bakar. Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengungkapkan, kebiasaan seperti ini tidak boleh dilakukan, dan tidak hanya di tol tapi juga jalan biasa.

"Slipstream itu teknik balap, buat apa dilakukan di jalan tol biasa. Baiknya kalau memang mau menghemat bahan bakar tentu melakukan teknik eco-driving," ucap Sony saat dihubungi Jumat (8/2/2019).

Sony mengungkapkan, teknik slipstream bisa diganti dengan teknik berkendara sesuai aturan di jalan tol yakni kecepatan maksimal menyesuaikan rambu. Selain itu jaga putaran mesin konstan dan tidak banyak melakukan manuver.

Teknik slipstream berbahaya dilakukan mengingat jarak antar kendaraan cukup dekat. Ini dapat menimbulkan potensi kecelakaan beruntun akibat kurangnya ruang untuk bereaksi.

"Teorinya kan misal kecepatan 80 kpj, jaraknya 80 meter. Bisa juga dengan teori tiga detik antar kendaraan. Itu yang justru dapat menghemat bahan bakar juga aman dilakukan," ucap Sony.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/02/08/150200315/jangan-pakai-teknik-slipstream-di-tol-berbahaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke