Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Logistik Rangsang Pasar Kendaraan Niaga di 2019

Medan, KOMPAS.com – Pasar kendaraan niaga diprediksi bakal terkerek tahun ini, meskipun dihantui berlangsungnya pesta politik di Indonesia. Pemicu utama pasar bakal terdongkrak, salah satunya adalah diresmikannya jalan tol Trans Jawa, Lampung, hingga Palembang.

Duljatmono, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), mengatakan, dengan beroperasinya Tol Trans Jawa, otomatis bakal mempermudah aliran jalan barang ke seluruh pulau. Kondisi ini membuat adanya potensi kuat pertumbuhan dari sektor logistik alias angkutan barang.

“Tren (pertumbuhan) sudah terlihat di akhir 2018, sepertinya tren pertumbuhan cukup signifikan, potensinya cukup kuat (di 2019), bukan hanya di Jawa tapi juga di Sumatera. Sumatera Selatan (jalan tol) sudah jadi,” kata pria yang akrab dipanggil Momon ini di Medan, Kamis (7/2/2019).

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang 2018, total pasar kendaraan niaga unuk kategori pikap, tercatat 143.473 unit. Kemudian, dari segman truk ringan (light duty truck/LDT) mencapai 76.810 unit, kemudian kelas medium duty truk (MDT) alias truk menengah, tercatat 7.274 unit, terakhir heavy duty truck (HDT) alias truk berat, mencapai 29.825 unit.

Donny Saputra, Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), kepada Kompas.com, mengatakan, potensi ledakan terbesar bakal datang dari segmen pikap ringan pada tahun ini. Sejumlah survei yang dilakukan perusahaan menyatakan kalau banyak pedagang buah dari Malang, kini sudah bisa langsung melakukan distribusi ke Yogyakarta atau ke Solo.

“Ini betul terjadi, memang akhir tahun(2018) mulai banyak pengusaha yang mulai menikmati jalur tol ini,” kata Donny, di Jakarta, belum lama ini.

MDT

Bicara segmen truk, Duljatmono melanjutkan penjelasan, secara komposisi, pasar terbagi dalam tiga kelompok, yakni LDT, MDT, dan HDT. Dari ketiga segmen ini, porsi MDT semakin besar medio 2016-2018.

“Komposisi pasar MDT semakin besar, kalau 2016 masih di bawah 20 persen, 2017 jadi 23 persen, bergeser 2018 naik lagi jadi 26 persen, makannya kita mau fokus di segmen ini lewat Fuso Fighter,” kata Momon.

Tapi, ketika ditanya berapa potensi penjualan Fighter yang bersaing di segmen MDT, Momon masih belum mau berbicara banyak. Hanya, mengakui kalau potensi pasar Fighter cukup baik, salah satunya di Pulau Sumatera, di mana mencakup setengah lebih dari total penjualan Fuso di Indonesia.

“Kalau berapa jualannya, kita masih belum bisa cerita, karena ada proses karoseri dulu, ini butuh waktu dua sampai tiga bulan. Mungkin Mei atau Juli nanti kita baru bisa cerita berapa penjualannya,” ucap Momon.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/02/08/072200815/logistik-rangsang-pasar-kendaraan-niaga-di-2019

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke