JAKARTA, KOMPAS.com - Awak redaksi Kompas.com (Kompasotomotif) belum lama ini melakukan komparasi Trans Jawa, menggunakan dua unit Mitsubishi Xpander. Perjalanan dimulai dari rest area Cikampek KM 57, menuju ke Surabaya, Jawa Timur.
Tim satu mendapatkan kesempatan melintas jalan Tol Trans Jawa, kemudian regu satu lagi harus melewati jalur pantai utara alias Pantura.
Ketika perjalanan dimulai dari KM 57 Tol Cikampek sekitar pukul 06.30 WIB, mulai menyusuri beberapa kota seperti Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik dan berakhir di Surabaya.
Sejak dulu, jalur ini memiliki signifikansi yang sangat tinggi dan menjadi urat nadi utama transportasi darat, karena setiap hari dilalui oleh puluhan ribu unit kendaraan bermotor dari berbagai jenis.
Apalagi menjelang Lebaran, jalur Pantura ini menjadi pilihan utama buat masyarakat Indonesia yang akan mudik ke Jawa Tengah dan Timur. Tetapi, setelah muncul jalan Tol penguhubung dari Jakarta hingga ke Jawa, lambat laun pengguna jalan teralihkan perhatiannya.
Iming-iming bisa cepat tiba lebih dulu di kota tujuan, menjadi daya tarik masyarakat yang akan pergi ke wilayah Jawa Tengah dan Timur menggunakan mobil pribadi. Tetapi ingat, ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk membayar Tol.
Hasil survei awak redaksi pada 3-5 Januari 2019, biaya Tol dari Jakarta menuju ke Surabaya sekitar Rp 479.500. Jumlah tersebut masih bisa berubah karena terdapat ruas tol yang masih digratiskan.
Balik lagi ke jalur Pantura, karena daya tariknya semakin turun maka sejumlah fasilitas seperti rumah makan, tempat istirahat, hingga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) pun ada yang sudah tidak beroperasi.
Terpantau dari Cikampek hingga ke Cirebon saja, kurang lebih ada sekitar tiga SPBU yang tutup, belum lagi restoran yang biasa dulu digunakan oleh para sopir Bus, hingga truk istirahat dan makan, kini sudah tidak beroperasi lagi.
"Sudah lama tutup, praktisnya sejak Tol Cipali dan Trans Jawa ini dibuka. Banyak truk dan bus yang lewat sana, sehingga tempat makan ini ikut tutup karena sepi sekarang ini," ucap Ade, salah satu pengemudi truk berada di depan RM Srikandi di kawasan Subang, Jawa Barat.
Selain itu, berdasarkan pantauan awak redaksi KompasOtomotif, banyak juga rumah makan yang gulung tikar akibat sepinya pengguna jalur Pantura. Sebut saja, RM UUN, Tonijaya, Dodi Jaya, dan beberapa rumah makan cepat saji juga ada yang sudah tutup.
Jika dibandingkan dengan beberapa tahun silam, memang kondisi jalur Pantura ini begitu beda. Terlihat lebih sepi dari truk, bus dan mobil pribadi yang berangkat menuju ke Jawa Tengah atau Timur.
Ciri khas yang masih dipertahankan, yaitu posisi truk dan bus yang sebagian besar selalu ada di sebelah kanan jalan, sehingga kendaraan lain yang akan mendahului harus dari sebelah kiri. Jelas kondisi ini terbalik dengan keadaan normal, yang seharusnya menyalip dari sebelah kanan.
Bukan hanya itu, ada juga pos jaga polisi yang sudah tidak beroperasi. Misal, berdasarkan pantuan KompasOtomotif, di antara perbatasan Jawa Barar dengan Jawa Tengah.
Jadi, sungguh jelas sekali pengaruh dari hadirnya jalan Tol Cipali dan Trans Jawa ini menjadikan jalur Pantura sepi, tidak ramai seperti beberapa tahun silam.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/01/14/132715915/ada-yang-hilang-di-sepanjang-jalur-pantura