JAKARTA, KOMPAS.com - C-HR didatangkan Toyota untuk menjawab pasar SUV yang tengah naik trennya. Hadir April 2018 lalu, C-HR ditawarkan dalam satu varian mesin dengan banderol Rp 488 jutaan sampai Rp 490 jutaan.
Meski demikian, dari data Gaikindo, penjualan C-HR tidak terbilang signifikan. Sejak ditawarkan hingga November 2018, mobil dengan platform baru TNGA ini terjual 436 unit.
Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy mengungkapkan hasil CH-R jangan dipandang sebagai volume maker.
"Dasarnya begini, kita memiliki beberapa model SUV seperti Rush, Fortuner, C-HR dan Land Cruiser. Untuk main volume model kita lebih banyak ke Rush dan Fortuner," ucap Anton saat ditemui beberapa saat lalu.
Anton menjelaskan, C-HR menyasar konsumen yang lebih selektif alias niche market. Juga konsumen yang lebih segmented sehingga tidak cocok bila dari penjualan diharapkan sebesar volume maker.
"Harapan kami dengan munculnya C-HR, konsumen tertentu yang ingin tampil bergaya, berbeda bisa mendapatkannya di C-HR. Penjualannya bisa 30-40 unit per bulan," ucap Anton.
C-HR ditawarkan dengan mesin 1.8L bertenaga 141 PS dan torsi 17,4 kg.m. Transfer tenaga ke kedua roda depan didukung CVT 7-percepatan.
Tahun ini, Toyota juga dikabarkan bakal melepas varian baru hybrid untuk crossover ini. Beberapa unit C-HR hybrid bahkan sudah tersedia di diler Toyota. Namun, untuk peluncuran resminya, belum ada jawaban.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/01/12/082200015/toyota-tegaskan-c-hr-untuk-segmen-tertentu