JAKARTA, KOMPAS.com – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mendapat penghargaan bergengsi sebagai Pengelola Utang Luar Negeri Terbaik dan Responden Statistik Terbaik dari Bank Indonesia (BI).
Apresiasi ini menambah daftar keberhasilan yang bukan hanya dari investor, sekaligus pengekspor otomotif terbesar, tapi juga kepatuhan dan ketaatan terhadap regulasi.
Penghargaan Pengelola Utang Luar Negeri Terbaik, diberikan kepada korporasi yang senantiasa mematuhi pelaksaan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan keuangannya, didukung dengan penerapan secara konsisten lindung nilai terhadap pinjaman luar negeri yang diperoleh sehingga tidak mengganggu stabilitas devisa.
Sementara penghargaan Responden Statistik Terbaik, diperoleh untuk korporasi yang konsisten memberikan data dan informasi secara lengkap dan tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan survei dan kegiatan Liaison Bank Indonesia. Hal ini berguna untuk penyusunan statistik Bank Indonesia yang berkualitas. Sebelumnya TMMIN juga telah menerima penghargaan Kepatuhan Eksportir Pelapor Devisa Hasil Ekspor pada 2015 lalu.
“Penghargaan ini menjadi bukti komitmen Toyota untuk memberikan lebih banyak lagi kontribusi nyata terhadap perkembangan industri otomotif Indonesia, sekaligus mengukuhkan bahwa industri otomotif pantas menjadi sektor industri unggulan nasional terutama melalui investasi dan kegiatan penjagaan neraca perdagangan melalui aktivitas ekspor,” ujar Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono, dalam siaran resminya, Selasa (27/11/2018).
Kejar TKDN 80 Persen
Kinerja ekspor TMMIN dengan tren positif dalam lima tahun terakhir, memberikan dampak pada neraca perdagangan Toyota Indonesia. Dalam periode 2014 hingga Juli 2018 neraca perdagangan TMMIN mencatatkan net ekspor kurang lebih sebesar 2,9 juta dollar Amerika Serikat, atau sekitar Rp 43 triliun.
Kondisi ini dikarenakan masih banyaknya bahan mentah dan bahan baku industri manufaktur otomotif yang bersumber dari material impor. Hal ini yang berdampak Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk otomotif Indonesia belum setinggi yang diharapkan.
Guna berperan aktif memerangi ketidakseimbangan neraca perdagangan di sektor komponen otomotif, serta memberi sumbangsih TKDN murni yang tinggi, TMMIN bersama pemangku kepentingan terkait melakukan upaya-upaya untuk melokalkan mentah dan bahan baku industri manufaktur otomotif yang terangkum dalam program “True Localization”.
Sejak 2004, TMMIN telah menggunakan baja lokal untuk bagian-bagian kendaraan tertentu. Di tahun 2017, dua jenis bahan mentah yaitu resin dan non-woven fabric telah berhasil dilokalkan, setelah sebelumnya di tahun 2016, melokalkan engine oil lubricant. Saat ini TMMIN sedang dalam proses riset dan pengembangan penggunaan aluminium lokal untuk dipergunakan pada pelek yang mengandeng INALUM dan Pako.
TKDN produk-produk brand Toyota kini berada di angka 75 persen – 94 persen dengan TKDN murni di angka 65 persen. Toyota menargetkan bisa mencapai TKDN murni atau true localization pada level 80 persen di tahun 2020.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/11/28/094200515/tmmin-sabet-dua-penghargaan-bergengsi-dari-bi