TANGERANG, KOMPAS.com - BMW Group Indonesia tidak mengambil langkah mengerek harga BMW dan juga Mini, meski kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat melemah dalam beberapa bulan terakhir. Merek otomotif asal Eropa itu masih bisa bertahan dengan banderol lama.
Menurut Jodie O’tania, Vice President of Corporate Communications BMW Group Indonesia, tidak melulu masalah nilai tukar mata uang yang mempengaruhi kenaikan harga, tetapi banyak faktor.
“Sampai sekarang kami belum ada rencana untuk menaikan harga. Tidak tahu nanti bagaimana,” ucap Jodie di BSD, Tangerang, Selasa (13/11/2018).
Jodie melanjutkan, kebiasaan BMW atau Mini menaikan banderol biasanya pada awal tahun, mengikuti Bea Balik Nama (BBN). Selebihnya kata dia tidak pernah, kecuali benar-benar mendesak dan itupun akan selalu tertera di situs resmi.
“Kalau ada kenaikan harga sudah pasti ada informasinya, karena bisa ketahuan naiknya kapan di situs resmi kami. Sejak kemaren sampai sekarang itu harganya masih sama saja,” kata Jodie.
Rata-rata, Jodie mengatakan untuk kenaikan banderol setiap model berbeda-beda tetapi tidak lebih dari lima persen.
“Hanya sekitar empat atau maksimal lima persen saja, tidak banyak. Naik dari harga off the road,” ucap Jodie lagi.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/11/14/170200215/harga-bmw-dan-mini-di-indonesia-masih-bertahan-