SUZUKA, KOMPAS.com - Instruktur safety riding binaan PT Astra Honda Motor (AHM) yang ikut ajang "The 19th Safety Japan Instructors Competition 2018", memberikan masukan untuk tim di Indonesia. Paling utama, menyoroti masalah infrastruktur dan juga kelengkapan peralatan, serta metode pembelajaran.
Menurut Agus Sani salah satu peserta yang baru pertama ikut kompetisi ini, perbedaan metode serta kelengkapan fasilitas antara Indonesia dengan Jepang berbeda jauh. Dia berharap, bisa menyesuaikan agar kualitas tim safety riding Honda di Tanah Air bisa lebih bagus lagi.
"Otomatis akan meningkatkan level, jika peralatan misalnya ketersediaan motor untuk praktik bisa lebih memadai dan lengkap," ujar Agus ketika berbincang dengan Kompas.com di Sirkuit Suzuka, Jepang, Kamis (18/10/2018) malam.
Agus mencontohkan, motor yang digunakan praktik di Jepang secara jumlah cukup banyak sehingga semua peserta bisa memegang satu-satu dan lebih fokus. Belum model, di Indonesia motor berkapasitas mesin 400 cc dan 750 cc sangat jarang, semoga ke depan bisa diadakan.
"Mungkin di Indonesia harus punya fasilitas training center seperti di Jepang, supaya kemampuan instruktur itu bisa sama seperti yang ada di Jepang," ucap Agus.
Fendrik Alam Pribadi juga mengatakan hal seperti itu. Menurut dia, jika bisa dibuat lebih baik lagi dari sekarang, maka hasil yang bisa diraih dalam kompetisi bertaraf internasional lebih bagus lagi.
"Tetapi dengan yang ada sekarang ini juga sudah menjadikan kami bangga dan semoga dalam kegiatan ini kami bisa memberikan hasil terbaik buat Honda Indonesia," kata Fendrik di tempat sama.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/10/18/194200615/-safety-riding-di-indonesia-harus-setara-dengan-jepang