Kondisi ini pun ditanggapi oleh Direktur Saranan Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemnhub) Sigit Irfansyah. Menurut Sigit, memang sampai saat ini belum ada hasil riset mengenai penggunaan B20, tapi sejauh itu juga tidak ada keluhan soal apa yang dikhawatirkan pengusaha truk tersebut.
"Kalau yang saya tahu, Bio Solar yang beredar di Jakarta sejak lama itu B20, dan selama ini tidak ada keluhan. Kalau memang ada kekhawatiran soal kerusakan atau masalah lain, Organda atau pengusaha truk itu berdasarkan apa, riset kah atau apa, itu bisa dimonitor nantinya," kata Sigit saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/8/2018).
Sigit menjelaskan, di wilayah Jakarta, B20 sudah beredar cukup lama yang dikenal dengan sebutan Bio Solar. Selain truk dan bus-bus milik organda, banyak mobil pribadi yang juga ikut mengkonsumsi bahan bakar kolaborasi solar dan kelapa sawit tersebut.
Hasilnya sampai dengan saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat penggunaaan B20. Menurut Sigit, beberapa waktu lalu pihaknya serta beberapa intansi lain menggelar rapat di Sekertariat Negara, salah satu agendanya mengecek penggunaan B20 pada mesin-mesin industri dari beberapa perusahaan besar.
"Ganti filter solar itu disarankan hanya pertama saja, karena sebagai langkah penyesuaian. Selama ini tidak ada masalah dari testimoni para pemakai, kemungkinan besar kekhawatiran tersebut hanya bentuk ketakutan saja, karena jelas-jelas B20 dalam bentuk Bio Solar sendiri sudah banyak di konsumsi bus dan truk di area Jabodetabek saat ini," ucap Sigit.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/08/28/162728415/tanggapan-kemenhub-soal-kekhawatiran-solar-b20