PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang menjadi salah satu produsen yang terjun di program ini beberapa waktu lalu memperlihatkan hasil modifikasi R&D mereka dalam bentuk Ayla Turbo. Selama ini mesin kecil dengan turbo dikaitkan dengan hasil konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Apakah ini jawaban dari Daihatsu terhadap tuntutan regulasi tersebut?
Direktur Pemasaran PT ADM Amelia Tjandra buru-buru menjelaskan tujuan dihadirkan Ayla turbo tersebut. Amelia mengungkapkan, Ayla Turbo ini bukan jawaban Daihatsu untuk menjawab regulasi pemerintah tersebut.
"Bukan. Nanti kalau diproduksi harganya jadi mahal, turbo itu mahal ketimbang transmisi CVT. Sekalipun emisi sama saja," ucap Amel saat ditemui di pameran GIIAS beberapa waktu lalu.
Amel mengungkapkan pemberian turbo pada Ayla ini hanya untuk menunjukkan bahwa kendaraan city car tersebut dapat juga diajak bersenang-senang. Selain itu secara citra, Ayla dekat dengan konsumen berusia muda yang gemar dengan mesin bertenaga.
Teknologi turbo tidak selalu dibutuhkan semua konsumen. Ini membuat penggunaan turbo di produk Daihatsu belum akan dilirik sebagai jawaban regulasi pemerintah.
"Kalau pasang sendiri mahal sekali. Beda kalau dijual secara produksi massal oleh pemegang mereka, tentu harganya akan lebih murah. Memang kalau mau pakai turbo bisa lebih tinggi tenaganya, tapi harus ada hitungannya ada pertimbangannya (sampai harus pakai turbo," ucap Amel.
Ayla turbo sendiri selama GIIAS jadi salah satu perhatian di lantai pameran Daihatsu. Modifikasi ini membuat mesin Ayla mampu mengeluarkan tenaga sampai 200 PS.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/08/13/100200415/ayla-turbo-hanya-untuk-bersenang-senang