JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu cara yang dilakukan oleh PT Kia Mobil Indonesia (KMI) agar bisa bertahan dan bersaing di pasar otomotif nasional, yaitu dengan menahan harga jual mobil sejak awal hingga pertengahan 2018 ini.
Padahal, menguatnya dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sangat mempengaruhi kondisi pasar, mengingat semua model Kia masih diimpor utuh dari Korea Selatan.
"Kita sejak awal tahun sampai sekarang belum menaikan harga jual. Masih sama seperti tahun lalu," ucap Theodorus Prawirodihardjo, GM Sales & Network Development PT KMI di Pluit, Jakarta Utara, Rabu (18/7/2018).
Theodorus menilai, dengan cara seperti itu Kia masih bisa kompetitif di pasar otomotif Tanah Air. Namun, sampai kapan terus seperti itu, dia masih belum bisa mengungkapkan dikarenakan harus melihat kondisi peta persaingan.
"Harapan kami bisa segera normal lagi, jadi kami tidak harus menahan harga seperti ini," kata Theodorus.
General Manager Business Development PT KMI Harry Yanto juga mengatakan hal seperti itu. Penyesuaian harga hanya terjadi pada Grand Sedona dan itu pun baru satu kali ketika awal tahun karena menyesuaikan dengan kenaikan BBN.
"Untuk Rio dan model lain tidak ada, tetap sama seperti tahun lalu. Boleh di cek, karena kalau kita naikan di segmen itu benar-benar sensitif mengenai harga, jadi coba kami tahan sampai sekarang," ujar Harry di tempat sama.
Menurut Harry, Kia bukan pemimpin pasar yang bisa lebih mudah menyesuaikan harga ketika nilai tukar mata uang asing seperti dollar AS menguat atau suku bunga ikut melonjak.
"Kalau kita seperti itu, semakin sulit. Oleh sebab itu, kita pilih untuk menahan harga dulu saja," kata Harry.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/07/19/102300515/kia-mati-matian-tahan-kenaikan-harga-mobil