Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Angkutan Perdesaan Dirancang Khusus untuk Daerah Tertinggal

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian menyebut angkutan perdesaan atau yang dikenal sebagai Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) dirancang khusus untuk bisa mengakses daerah tertinggal.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto menyebut adanya AMMDes diharapkan akan memberikan stimulus untuk kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Tujuannya demi mengurangi ketimpangan ekonomi dengan daerah lain.

"AMMDes ini dilengkapi spesifikasi teknis khusus untuk dapat mengakses daerah-daerah yang selama ini pembangunan infrastrukturnya tertinggal," kata Harjanto melalui keterangan tertulis, Rabu (27/6/2018).

Sesuai dengan filosofinya sebagai alat kerja yang multiguna, Harjanto menyebut AMMDes juga dirancang dengan fungsi multiguna, fungsi transportasi untuk memobilisasi hasil-hasil pertanian dari desa ke kota, serta fungsi alat produksi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di perdesaan.

Dengan fungsi multiguna tersebut, AMMDes diharapkan dapat membantu Kelompok Usaha Bersama (KUB), Koperasi, Gapoktan, Bumdes dan kelompok petani atau nelayan lainnya untuk mengangkut dan memproduksi hasil panennya, membantu memperlancar penyediaan sarana produksi serta membantu mempercepat distribusi barang antara kota dan desa.

"Hal ini sejalan dengan semangat Nawa Cita Jokowi-JK untuk membangun Indonesia dari pinggiran, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis," ucap Harjanto.

Selain dampak positif di bidang ekonomi, Harjanto menyebut program AMMDes juga membuka peluang bagi pelaku industri untuk menguasai kemampuan bidang penelitian dan pengembangan, terutama rancang bangun dan teknologi desain.

Penguasaan teknologi ini dinilai penting sebagai landasan pengembangan dan kemandirian industri dalam negeri ke depan.

https://otomotif.kompas.com/read/2018/06/28/130200815/angkutan-perdesaan-dirancang-khusus-untuk-daerah-tertinggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke