Cikarang, KOMPAS.com - Produksi mobil merek asal China, Wuling di Indonesia dilaporkan belum terpengaruh dengan kenaikan Dollar AS.
Pasalnya, PT SAIC General Motors Wuling (SGMW) Motor Indonesia selaku produsen Wuling menyatakan, transaksi untuk pembelian bahan baku tidak menggunakan Dollar AS. Melainkan mata uang negara asal, Yuan.
"Karena kita transaksi pakai Yuan. Jadi masalah dollar naik kita belum melihat dampaknya," kata Senior Director Manufacturing SGMW Arif Pramadana saat ditemui di Cikarang, Rabu (9/5/2018).
Menurut Arif, transaksi yang memakai Yuan disebabkan bahan baku untuk produksi yang didatangkan dari China. Contohnya baja.
Arif menyatakan sampai sejauh ini tidak ada bahan baku untuk Wuling yang harus didatangkan dari Amerika Serikat maupun negara pengguna Dollar AS lainnya.
"Kalau untuk transaksi lokalnya, tentunya kita pakai IDR (rupiah)," ucap Arif.
Selain Wuling, BMW Grup Indonesia juga melontarkan hal yang sama. Mereka menyatakan meski dollar AS naik, banderol mobil BMW tidak akan ikut naik.
"Untuk semua model, karena kami bukan berpatokan pada dollar AS, tetapi mata uang euro," ucap Vice President Director Corporate Communication BMW Group Indonesia Jodie O'tania di Bromo, Jawa Timur, Selasa (8/5/2018).
Nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS dilaporkan mencapai mencapai Rp 14.000 per Senin (7/5/2018).
Melemahnya rupiah terhadap dollar AS itu sendiri, terjadi akibat situasi pasar yang sedang melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan oleh Pemerintah AS.
Bahkan, menurut analisis diperkirakan pelemahan rupiah ini akan berlanjut selama sepekan ini, bahkan berpotensi sampai akhir Mei 2018 ini.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/05/09/174200015/produsen-mobil-china-ini-anteng-walau-dollar-naik