Sebab, kepanikan akan membuat otak sulit berpikir jernih. Sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika dalam keadaan genting dan terdesak usai mengalami kecelakaan.
Pada beberapa kasus kecelakaan mobil, kepanikan dapat berakibat fatal. Misalnya, kecelakaan yang menyebabkan mobil tenggelam. Jika sudah panik, cara membuka sabuk pengaman (seat belt) saja bisa terlupakan.
"Biasanya, seat belt enggak bisa terbuka karena panik. Dia lupa mau buka seat belt saja sampai mutar-mutar," kata Pegiat safety driving sekaligus Training Director dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, saat dihubungi, Rabu (13/12/2017).
"Kecuali, seat beltnya menggunakan komponen elektronik, kalau terendam kan rusak" kata Jusri.
Oleh karena itu, sedianya tetap tenangkan diri meski mengalami kecelakaan. Dengan keadaan diri yang tenang, peluang menyelamatkan diri menjadi lebih besar. Bahkan tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga bisa menolong orang lain yang turut serta dalam kecelakaan tersebut.
"Jangan panik setelah kecelakaan, baik penumpang atau pengemudi. Bagi yang masih sadar, segera menolong diri sendiri dan orang lain," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/12/15/130200415/tetap-tenang-dan-jangan-panik-saat-mengalami-kecelakaan