Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mampukah Xpander Libas Tanjakan Lintas Sumatera Barat?

Padang, KompasOtomotif - Meskipun sudah beberapa kali merasakan langsung performa serta kenyamanan Mitsubishi Xpander, KompasOtomotif masih mendapatkan kesempatan buat kembali menjajal low MPV terbaru ini dengan tantangan yang berbeda.

Sebelumnya, KompasOtomotif sudah merasakan performa Xpander di dalam kota. Lalu mengetes Xpander dari Jakarta menuju Lampung, pulang-pergi. Kali ini pengujian dilakukan dengan rute yang lebih menantang, yakni di Sumatera Barat.

Xpander diajak untuk berpetualang di kontur jalan Ranah Minang, dengan kondisi jalan yang beragam. Tantangannya, dari kota Padang menuju Kelok Sembilan di Payakumbuh, dengan total jarak sekitar 137 km. Total perjalanan pulang pergi mencapai hampir 300 kilometer ini dilakukan langsung dalam satu hari penuh.

Lintas Sumatera
Perjalanan di lintas Sumatera memang memberikan tantangan tersendiri buat Xpander. Kondisi aspal sebenarnya relatif mulus, hanya jalan tidak terlalu lebar dengan lalu-lintas dua arah. Ditambah lagi dengan banyaknya tikungan tajam plus tanjakan atau turunan terjal.

Bicara sektor handling, ini menjadi salah satu kelebihan buat low MPV terbaru Mitsubishi tersebut. Didukung dengan sistem supensi yang menggunakan teknologi Evo X, Xpander mampu mereduksi gejala limbung dan body roll saat bermanuver atau melibas tikungan tajam.

Hanya saja sebagai catatan, lingkar kemudi Xpander terasa sangat enteng dan sensitif. Untuk perjalanan dalam kota yang membutuhkan kecepatan dalam bermanuver di lalu-lintas padat, ini bisa memberikan poin positif berkat fitur electric power steering (EPS). Namun, bila di perjalanan luar kota, pengemudi perlu ekstra hati-hati dalam melakukan gerakan manuver, agar mobil bisa dikendalikan secara maksimal.

Sepanjang perjalanan, Xpander bertemu dengan kontur jalan menanjak. Penguji menggunakan tipe Ultimate dengan transmisi matik empat percepatan. Transmisi itu menjadi pengubung antara mesin berkapasitas 1,5 liter dengan daya 103,5 tk pada putaran mesin 6.000 rpm dan torsi 141 Nm pada 4.000 rpm, ke roda depan.

Bila mencari efisiensi bahan bakar, putaran mesin harus dijaga di kisaran 2.000-3.000 rpm dan indikator Eco akan menyala di panel instrumen. Tapi buat melibas tanjakan tentu membutuhkan akselerasi instan lebih dengan torsi maksimal yang baru terasa pada putaran 4.000 rpm. Akibatnya, suara raungan mesin masuk ke dalam kabin.

Xpander masih menggunakan transmisi model konvensional atau belum memakai model CVT, hingga ada sedikit gejala "lemot" bila bertemu tanjakan. Penguji tidak memaksa untuk terus memakai transmisi di posisi D dengan melakukan tekanan lebih pada pegal gas (kick down).

Gaya berkendara seperti ini memiliki konsekuensi pada konsumsi bahan bakar. Putaran mesin di angka lebih dari 3.000 rpm membuat bahan bakar akan terasa lebih boros. Catatan pada MID, rata-rata konsumsi bahan bakar Xpander selama perjalanan adalah 9,8 kpl. Tetapi itu terbayarkan dengan mendapatkan akselerasi maksimal.

https://otomotif.kompas.com/read/2017/11/29/073000815/mampukah-xpander-libas-tanjakan-lintas-sumatera-barat-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke