Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dilarang Tegang Berpetualang Bersama Honda CRF150L

Saya sendiri tidak terlalu berpengalaman melintasi trek off-road menggunakan sepeda motor. Terakhir kali saya berada di lintasan tanah menguji CRF150L usai peluncuran di Sirkuit Pagedangan, BSD City. Sebelumnya lagi pernah merasakan sirkuit yang sama menggunakan Kawasaki KLX 150 pada tahun lalu.

Jalur test ride yang disediakan Astra Honda Motor di bukit Moko sering dilintasi komunitas motocross di Bandung. Jalur yang dipilih bukan yang terberat ataupun paling enteng, tapi level dua menuju tiga, kata Devi dari Trabas Bandung.

Semua biker menggunakan perlengkapan lengkap, mulai dari baju, helm, kacamata, sepatu, serta pelindung badan di badan, tangan, dan kaki. Seluruh perlengkapan itu lumayan berat, jika tidak biasa bikin badan cepat pegal, namun fungsinya sangat melindungi dari ancaman ranting, batang pohon, dan batu, apalagi ketika jatuh ketiban motor.

Petualangan Dimulai

Perjalanan dimulai santai, CRF150L kami bawa naik-turun bukit melintasi permukaan jalan yang sebagian aspal namun sebagian lagi sudah rusak berlubang. Walau kondisi jalan tidak terlalu bagus karena banyak kerikil berserakan dan batu besar, jerawat di jalan itu tidak terasa buat suspensi depan dan belakang.

Pelek depan 21 inci dan belakang 18 inci di CRF150L ukurannya pas buat lintasan off-road.  Kedua pelek itu dibungkus ban kembang tahu standar tipe menggunakan ban dalam. Spesifikasi itu bantu bikin pede main injak-injak jalan jelek. Masalahnya hanya posisi berkendara yang tinggi bikin manuver agak rumit, apalagi begitu ketemu jalan halus tapi permukaannya licin.

Buat saya setinggi 168cm dan berat 65 kg, masih jinjit lumayan sulit waktu duduk di atas CRF150L. Tipikal bokong model trail yang amblas ketika ditunggangi bikin biker yang lebih berbobot lebih menapak saat duduk.

Baca: Spesifikasi Lengkap Honda CRF150L

Ujian sebenarnya buat CRF150L sekaligus para biker ada di etape kedua yang dijalani setelah istirahat pertama. Di rute ini rombongan mulai masuk hutan dengan pemandangan pohon pinus. Jalur yang dipakai sudah sering dilintasi bolak-balik komunitas motocross di Bandung, namun tetap saja buat yang baru pertama kali rasanya tidak bisa dibilang enteng.

Tantangan pertama adalah melintasi jalan berlumpur. Saat tanjakan tidak ada masalah, deg-degan baru datang ketika turunan. Jalannya bervariasi, bisa berupa tanah keras namun permukaannya sangat licin atau batu-batu yang basah karena lumpur.

Pilihan ban pacul bawaan pabrik tidak bisa mengigit sempurna jadinya traksi sangat minim. Kondisi itu berbahaya sebab motor tidak bisa berhenti walaupun direm saat turunan. Salah satu biker ada yang mau menabrak saya dari belakang karena hal itu, namun akhirnya dia memilih menjatuhkan diri ke sisi bukan jurang.

Jangan Otoriter

Otot-otot di tubuh dipaksa bekerja keras, namun bersamaan dengan itu dilarang tegang. Cara memegang setang motor trail bukan digenggam erat dan selalu responsif. Disarankan jangan otoriter karena lebih nyaman sedikit longgar sambil mengikuti pantulan dari jalan.

Beberapa kali CRF150L masuk ke terjelembab ke lumpur setinggi setengah ban. Kondisinya sangat sulit untuk melintas karena kadang pelek dan ban sulit bergerak karena sudah ditempeli banyak tanah. Gara-gara kembang ban yang sudah tertutup tanah bikin traksi menghilang, jadi perlu dibantu gerakan kaki atau kalau sudah mentok ya akhirnya terpaksa ditarik orang lain.

Asiknya CRF150L, stiker di bodi modelnya backprint jadi mudah buat membersihkan bodinya yang “cemong” lumpur. Selain itu, stiker juga melindungi bodi dari gesekan.

Baca: Sayang, CRF150L Cuma Punya Satu Warna

Tanah dan lumpur bukan cuma menempel di motor tetapi juga di badan, terutama sepatu yang bikin pergerakan semakin berat. Kali kecil jadi incaran buat membersihkan sebagian tanah yang menempel di sepatu.

Kesimpulan

Total perjalanan yang kami lakukan sejauh 36 km, itu lebih pendek dari target 50 km. Jalur dipangkas karena di depan kami medannya lebih berat sebab kejadian tanah longsor.

Desain CRF150L memang bisa sedikit mengintimidasi buat yang belum terbiasa, apalagi biker skutik yang senangnya berkendara halus tanpa ganti gigi. Namun model trail paling kecil Honda di Indonesia ini tidak sulit dijinakan dan punya spesifikasi memadai untuk memulai main di dunia off-road.

Setang CRF150L enteng dipegang, walau terasa masih agak menunduk. Bagian yang perlu diganti buat melintasi jalur bukit Moko mungkin hanya ban menjadi yang kembang tahunya lebih besar.

Spesifikasi CRF150L
Dimensi
Panjang X Lebar X Tinggi : 2.119 X 793 X 1.153 mm
Jarak Sumbu Roda : 1.375 mm
Jarak Terendah ke Tanah : 285 mm
Jarak Tempat Duduk : 869 mm
Berat Kosong : 122 kg
Kapasitas Tangki BBM : 7.2 L

Rangka
Tipe Rangka : Semi Double Cradle
Jenis Velg : Aluminium
Ukuran Ban Depan : 2.75 – 21 45P (Ban Dalam)
Ukuran Ban Belakang : 4.1 – 18 59P (Ban Dalam)
Rem Depan : Cakram Hidrolik (Wavy Disc, 240 mm)
Rem Belakang : Cakram Hidrolik (Wavy Disc, 220 mm)
Tipe Suspensi Depan    : Inverted Telescopic Front Suspension (Diameter 37 mm & Stroke 225 mm)
Tipe Suspensi Belakang : Monosuspension with Pro-Link Suspension System (Axle Travel 207 mm)

Mesin
Tipe Mesin : 4-Langkah, SOHC, Satu Silinder
Tipe Pendinginan : Pendingin Udara
Sistem Suplai BBM : PGM-FI (Programmed Fuel Injection)
Volume Langkah : 149.15 cm3
Diameter X Langkah : 57.3 x 57.8 mm
Perbandingan Kompresi : 9.5:1
Daya Maksimum : 9,51 kW(12,91 PS)/8.000 rpm
Torsi Maksimum : 12,43 Nm(1,27 kgf.m)/6.500 rpm
Tipe Transmisi : 5-Speed
Pola Pengoperan Gigi : 1 – N – 2 – 3 – 4 – 5
Tipe Starter : Pedal dan Elektrik
Tipe Kopling : Manual, Multiplate Wet Clutch
Tipe Minyak Pelumas : Basah
Kapasitas Minyak Pelumas: 1.0 Liter (Penggantian periodik)

Kelistrikan
Sistem Pengapian : Full Transisterized
Tipe Baterai/Aki : MF Wet 12V 3.5Ah
Tipe Busi : NGK MR9C-9N atau ND U27EPR-N9

https://otomotif.kompas.com/read/2017/11/27/170200215/dilarang-tegang-berpetualang-bersama-honda-crf150l

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke