Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menperin Sebut Indonesia Punya Potensi Produksi Hidrogen

Jakarta, KompasOtomotif - Akhir tahun ini pemerintah mengaku akan merilis program low carbon emission vehicle (LCEV). Regulasi itu memayungi kendaraan dengan teknologi canggih seperti hibrida, bahan bakar gas, listrik, sampai hidrogen.

Para pemegang merek atau manufaktur yang mau ikutan program itu akan diberikan insentif berupa pengurangan pajak, dan lain sebagainya. Sehingga, harga mobil rendah emisi bisa bersaing dengan mesin konvesional seperti bensin dan diesel.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, menjelaskan, setelah regulasi itu diterbitkan bukan berarti pemerintah akan menghentikan produksi bahan bakar minyak (BBM), sebab masih bisa digunakan untuk pembangkit listrik dan lain sebagainya.

"Kita ingin mendorong mobil rendah emisi itu minimal 20 persen dari total produksi, dan teknologi itu ke depan akan semakin berkembang," ucap Airlangga belum lama ini di Tangerang.

Airlangga melanjutkan, selain mobil listrik, kendaraan dengan bahan bakar hidrogen juga punya potensi berkembang di dalam negeri. Pasalnya, secara sumber daya alam Indonesia dinilai sangat mampu.

"Indonesia sudah punya kemampuan untuk membuat hidrogen. Gas itu bisa kita manfaatkan untuk pembangkit listrik di mobil. Jadi, konsepnya sama seperti bensin pada mobil hybrid," ujar Airlangga.

Pemerintah, kata Airlangga pada 2025 akan mendorong penjualan mobil rendah emisi sekitar 20 persen dari total produksi 2 juta unit. "Kalau sudah seperti ini, kita tidak akan ketergantungan dengan impor minyak," kata dia.

Kendaraan fuel cell megonsumsi menggunakan gas hidrogen sebagai bahan bakar. Jenis ini tergolong dalam mobil ramah lingkungan dan rendah emisi, karena tidak menggunakan bahan bakar konvesional seperti minyak yang dapat menimbulkan polusi dan efek rumah kaca.

https://otomotif.kompas.com/read/2017/11/15/072200315/menperin-sebut-indonesia-punya-potensi-produksi-hidrogen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke