Setidaknya ada tiga jenis pengikat tali helm. Dimulai dari jenis yang paling banyak digunakan di helm di pasaran, yaitu quick release, hingga jenis pengembangannya, micro metric, dan Double D Ring.
Bunyi klik ada di pengikat tali jenis quick release. Ketika ingin tali dikaitkan, pengait besi yang ada di ujung tali dimasukan ke dalam gesper hingga bunyi klik. Jenis quick release paling banyak digunakan sebab biasanya ada di helm menengah-bawah di pasaran.
Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) menjelaskan kampanye klik digunakan sebab paling populer di Indonesia. Justru yang tidak populer adalah tiga jenis pengait helm itu.
“Prinsipnya orang lebih populer dengan kata klik, ada double D ring yang digunakan di motor balap, ada klik, dan ada digeser. Kalau kita bisa sepakati pakai helm itu harus dikunci, dikatikan, atau dilekatkan, bukan sekadar bunyi klik,” kata Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), di Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Helm klik sudah baik, malah Edo justru menyoroti pemahaman keliru “pakai helm biar tidak kecelakaan”. Dia mengatakan, pakai helm atau tidak, kecelakaan bisa saja terjadi. Namun, helm bisa melindungi dari risiko cedera berat sampai kehilangan nyawa.
“Jadi kampanyenya, pakailah helm, lalu dikunci, direkatkan, dikaitkan, menggunakan alat yang sudah disediakan. Jadi kalau disingkat pakailah helm dan dikunci, enggak harus klik,” ucap Edo.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/10/23/114200215/masih-relevan-kampanye-pakai-helm-sampai-bunyi-klik-