Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keruwetan di ”Shuttle Bus” GIIAS 2016

Kompas.com - 16/08/2016, 15:34 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Tangerang, KompasOtomotif – Shuttle bus yang disediakan penyelenggara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 memang cukup membantu pengunjung untuk yang sulit mengakses lokasi penyelenggaraan. Namun, tak semua pengguna puas. Banyak yang kecewa dengan jadwal yang tidak konsisten dan kurangnya armada.

Banyak cerita masuk, positif dan negatif, namun KompasOtomotif berusaha membuktikannya sendiri. Kekacauan jadwal ternyata sudah menjadi hal yang biasa, minimal dari pool shuttle bus di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, seberang pintu 10.

Seperti siang ini, Selasa (16/8/2016), saat Tasya, salah satu pengguna shuttle bus menuju Central Park, harus bersitegang dengan petugas karena sudah menunggu 1,5 jam lamanya.

”Saya menunggu dari 12.30, karena di jadwal pukul 13.00. Namun setelah 14.30, shuttle bus jurusan Central Park yang seharusnya berangkat malah tak mengangkut penumpang. Saya terlantar dan jadwal menjadi kacau,” kata Tasya, yang juga bertugas sebagau usher di booth Audi, kepada KompasOtomotif.

Petugas pun berkelit, mengatakan bahwa bus yang seharusnya mengantar ke Central Park, kembali ke pool bus karena ada masalah.

Jadwal Kacau
Pengalaman yang sama juga dialami Albert, penumpang shuttle bus dari Margonda City Depok. Hampir tiap hari dia dipaksa menyesuaikan waktu dengan kedatangan bus.

”Telatnya nggak satu atau dua jam, saya pernah sampai menunggu tiga jam. Lalu saya mau balik ke FX Sudirman menemui anak saya, juga sama, tidak pernah bisa tepat waktu. Sepertinya armada kurang,” kata Albert, (15/8/2016).

Keruwetan juga dialami penumpang dari stasiun Rawa Buntu. Jadwal keberangkatan yang diset 2 jam sekali dirasa sangat kurang memadai. Pasalnya, lokasi stasiun Rawa Buntu dengan ICE cukup dekat. Apalagi, jadwal kedatangan dan keberangkatan Commuter Line hampir tiap 15 menit.

”Akhirnya saya naik taksi online, patungan dengan penumpang lain. Saya datang jam 12 siang, namun bus baru ada lagi jam 2. Padahal sudah ada dua mobil Karimun (bantuan dari Suzuki) yang tidak dipakai di stasiun. Mereka tidak fleksibel,” kata Rini, penumpang dari Rawa Buntu, (16/8/2016), yang bertugas di booth Mitsubishi.

Keanehan lain, cerita Rini, terjadi saat jadwal malam. Penumpang KRL yang cukup banyak harus menunggu dua jam sekali. Alhasil jadwal kepulangan mereka sampai rumah menjadi sangat malam.

”Bus yang jam 20.00 kosong, tapi ada penumpang yang terdaftar di bus pukul 21.30 tidak boleh naik. Aneh sekali, kecuali busnya penuh. Buat kami, yang penting sampai, tidak harus menunggu bus berikutnya,” ucap Rini.

Jumlah Bus Berkurang
KompasOtomotif pun berusaha menemui petugas yang bertanggung jawab di pool shuttle bus di ICE. Ridwan, petugas timer bus, mengatakan bahwa jadwal bus sudah disesuaikan dengan kondisi yang terjadi tahun lalu. Dia mengakui, kalau jumlah shuttle bus berkurang tahun ini.

”Kalau tahun lalu ada 60 bus, sekarang 52 totalnya. Memang ini berdasarkan minat penumpang tahun lalu. Kami tentu akan evaluasi lagi buat tahun depan,” kata Ridwan, (16/8/2016).

Khusus untuk jadwal yang tidak teratur, Ridwan mengatakan bahwa memang ada toleransi keterlambatan, dan dia pun menegaskan bahwa sudah dituliskan pada papan pengumuman, jadwal tidak mengikat alias fleksibel.

Apakah berarti keterlambatan dan kekurangan armada sudah menjadi hal biasa? Tentu ini bisa menjadi bahan evaluasi penyelenggara, mengingat pengguna shuttle bus cukup banyak. Pameran berkelas internasional seperti GIIAS dengan penyelenggara yang sudah berpengalaman seharusnya sudah mengantisipasi hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com