KOMPAS.com – Kedua mata Tomo tak pernah lepas dari kaca jendela mobil. Karena penasaran dengan pemandangan selama perjalanan, siswa SMA kelas 10 ini membuka jendela mobilnya.
Udara sejuk khas pegunungan pun masuk ke dalam mobil, ayah Tomo yang sedang menyetir langsung mematikan pengatur suhu udara (AC). Pemandangan perbuktian dan pegunungan dengan diselingi kebun teh hijau juga membuat Putri, adik Tomo, menoleh dan membuka jendela samping mobil.
Ayah dan ibu mereka yang duduk di barisan depan lalu mengikuti langkah putra dan putrinya itu. Alhasil, perjalanan mudik mereka melalui jalur selatan Pulau Jawa, tepatnya melewati kawasan Gunung Patuha, hanya berpendingin udara alam.
Suasana menjadi bertambah intim saat ibu mereka mulai mengeluarkan camilan kacang telor dan membagikannya kepada ayah, Tomo, dan Putri. Sambil mengunyah kacang telor dan menikmati pemandangan alam pegunungan, mereka lalu berangan-angan ingin punya rumah di kawasan Gunung Patuha.
Suasana mudik lebaran semakin menjadi berasa liburan, saat keluarga tersebut memutuskan menepikan kendaraannya sejenak di pinggir jalan dan keluar dari dalam mobil. Sang ayah kemudian mengeluarkan ponsel pintar dari saku celananya dan mulai mengabadikan pemandangan khas pegunungan di kisaran Gunung Patuha.
Ya, suasana mudik lebaran di atas umumnya sering terjadi jika Anda memilih pulang ke kampung halaman dengan mobil pribadi. Selain bisa menikmati pemandangan sekitar, opsi mudik lebaran dengan mobil pribadi juga mampu membuat suasana kebersamaan Anda dengan keluarga semakin bertambah erat.
Persiapan
Jika Anda ingin mudik lebaran bernuansa liburan seperti keluarga di atas, mulai dari sekarang Anda sekeluarga sudah harus bersiap. Anda juga harus mempertimbangkan waktu mudik yang ideal.
Jangan sampai maunya mudik dengan gembira laiknya liburan, yang terjadi malah “parkir” bersama di jalanan yang menjadi kenyataan.
Di Indonesia aktivitas mudik lebaran mulai meningkat pesat pada pekan terakhir Ramadhan. Berbondong-bondong perantau di kota-kota besar Indonesia pulang ke kampung halamannya dalam rentang waktu hampir bersamaan.
Selain itu, persiapan kebutuhan mudik lebaran sebaiknya juga dilakukan jauh-jauh hari, untuk menghemat biaya akomodasi dan transportasi. Persiapan dari sekarang bisa menghindari harga-harga kebutuhan pokok dan barang cenderung melonjak selama Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Tak hanya menghindari kenaikan harga, melakukan aktivitas belanja jauh hari juga membuat waktu lebih efisien. Pilihan waktu itu akan membuat Anda terbebas dari antrean panjang di supermarket, pasar, atau departemen store yang biasa terjadi selama Ramadhan.
Selain perbekalan, Anda dan anggota keluarga juga sudah harus menjaga kondisi badan agar tetap fit. Terlebih lagi pada Ramadhan, perubahan pola makan dan jam tidur akan mempengaruhi metabolisme tubuh Anda.
Jangan sampai Anda gagal mudik ke kampung halaman saat detik-detik terakhir ingin berangkat karena menderita cedera serius atau jatuh sakit.