Jakarta, KompasOtomotif – Persepsi umum wanita lebih lemah dibanding pria bisa berbahaya bila sampai ke jalanan. Menurut Jusri Pulubuhu, Chief Instructor dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mudahnya mengidentifikasi pengendara atau pengemudi wanita membuatnya lebih mudah dipilih jadi sasaran diskriminasi sampai pembegalan.
Ciri-ciri tertentu, misalnya menggunakan helm atau stiker di mobil motif Hello Kitty serta berkendara menggunakan sepatu berwarna pink membenarkan tebakan ada wanita yang terlibat. Hal ini dianggap merugikan.
“Ini yang harus kita ubah, mindset mereka, kalau di jalan ini lingkungan tidak aman. Maka jangan coba-coba menunjukan siapa diri Anda. Jadilah sebagai pengendara atau pengemudi biasa, jangan menunjukan kalau wanita,” ujar Jusri saat acara Kumpul Komunitas Otomania (KKO) digelar di Jakarta, Sabtu (2/4/2016).
Selain memengaruhi persepsi orang, kerugian lainnya bila menunjukan sebagai wanita yakni pada psikis. Pengendara wanita akan berprilaku seperti “wanita”, padahal di jalanan tidak ada perlakuan istimewa buat wanita karena dianggap setara dengan pria.
“Bahkan jendral pun diperlakukan sama di jalanan,” kata Jusri.
Kendati banyak disepelakan, Jusri mengingatkan anggapan miring soal kemampuan wanita berkendara tidak selamanya benar.
“Sebagai informasi, dari data asuransi Australia –saya tidak bisa dapat dari Indonesia, yang paling memiliki tingkat kecelakaan serius itu adalah pengemudi pria tetapi yang paling banyak klaim adalah wanita namun kecelakaan mereka masuk kelompok ringan. Kecelakaan serius dimiliki pria,” papar Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.