Jakarta, KompoasOtomotif - Industri otomotif merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia. Pihak lembaga konsultan Ipsos Consulting memprediksi kalau Indonesia punya potensi besar menggantikan Thailand sebagai basis produksi utama di kawasan Asia Tenggara, khususnya untuk beberapa model mobil.
Namun, ada beberapa kendala yang membuat Indonesia menjadi tertinggal dari Thailand. Hasil penelitian Ipsos menyimpulkan, meski Indonesia pada 2015 tertinggal sekitar 810.000 unit produksi, tetapi hal ini akan bisa dipangkas menjadi 465.000 unit pada 2020 mendatang.
"Bila mau menyaingi Thailand kuncinya seperti yang sudah dijelaskan pada slide presentasi. Dukungan pemerintah, serta pemaksimalan kapasitas produksi," ucap Markus Scherer, Global Automotive Lead Ipsos Business Consulting, di Jakarta, Kamis (31/3/2016).
Menurut dia, sampai saat ini untuk masalah pemaksimalan produksi belum dilakukan meski Indonesia sudah punya kapasitas porduksi hingga 1,9 juta unit. Faktor lain adalah masalah regulasi terhadap para investor yang akan berinvestasi.
Afrida Suston Niar sebagai perwakilan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan bahwa permasalahan internal seperti pajak dan intensif memang menjadi masalah yang tidak bisa dihindari dan diharapkan akan segera selesai.
"Masalah intensif menjadi hal yang pelik, karena masing-masing sektor punya kepentingan sendiri-sendiri. Saat kami mencoba untuk mengajak para investor untuk berinvestasi, mereka selalu bertanya apa yang bisa anda kasih ke kami bila kami berinvestasi. Kami harus akui pemerintah Thailand jauh lebih mendukung investasi dengan banyaknya kemudahan, hal ini membuatnya lebih maju dari kita," ucap Afrida.
Iri Hati
Selain produksi, Indonesia juga sudah bisa mengekspor mobil ke beberapa negara di dunia. Namun, skalanya masih kecil dibandingkan Thailand.
Kondisi ini disayangkan Yongkie D Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Dengan kemampuan kapasitas produksi mencapai 1,9 juta unit, seharusnya Indonesia mulai bisa mengimbangi Thailand.
Salah satu solusi untuk mencapai hal ini adalah dengan menjadikan Indonesia basis produksi segala tipe kendaraan, termasuk sedan dan mengurangi PPnBM-nya. Menurut dia, sedan itu banyak diterima di pasar global, tetapi produksi di Indonesia hanya sedikit.
"Contoh, orang maunya baju batik, tapi kita produksi kaus biasa, laku tidak? Pasti tidak karena tidak sesuai pasar. Begitu juga untuk sedan, masa orang maunya sedan kita malah sodorkan MPV, ya tidak bisalah," kata Yongkie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.