Diyakini, versi analog memberikan sensasi berbeda yang lebih memicu keluarnya adrenalin.
Hal tersebut diungkap Mohammad Masykur, Asisten GM Pemasaran YIMM di sela-sela Indonesia Road Racing Championship (IRRC) di Sirkuit Balipat, Binuang, Kalimantan Selatan, Minggu (22/11/2015).
"Ini kemauan konsumen. Di Research and Development sudah dipikirkan sedetail itu. Inilah kenapa New V-ixion masih tetap pakai RPM meter analog (jarum), dikombinasi dengan bagian digital, termasuk penunjuk kecepatan. Jadi tidak semua digital," kata Masykur yang juga mantan punggawa R&D YIMM itu.
Tapi apa alasannya? Masykur menjelaskan bahwa orang akan lebih merasa kencang saat melihat jarum bergerak naik. Adrenalin lebih mengucur deras dibandingkan melihat gerakan digital ke kanan-kiri.
"Banyak orang yang bilang, gerakan digital ke kanan-kiri malah seperti mainan," ucap Masykur.
Meski takometer analog, namun Masykur juga mengatakan pentingnya peletakkan angka. Pada sepeda motor sport Yamaha, angka 5 (menunjukkan rpm 5.000) diletakkan di bagian atas, tidak terlalu ke bawah. R25 bahkan angka 7 ada di tengah.
"Itu karena orang tetap konsentrasi ke depan. Jarum analog 5-7 itu mainnya rpm untuk mendapat torsi tinggi. Angka-angka di tengah itu agar pengguna tetap konsentrasi, dan hanya melihat atau melirik bagian separuh ke atas. Sedetail itu," kata Masykur.
Percaya atau tidak? Silakan buktikan sendiri, bedakan antara pakai speedometer full digital dengan kombinasi analog-digital.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.