Jakarta, KompasOtomotif – Usaha produsen kendaraan menekan harga produksi komponen membuat sebagian anggota Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) “angkat tangan”. Kondisi yang terjadi saat ini menurut Ketua Umum GIAMM Hamdhani D Salim, industri komponen terhimpit masalah dari dua sisi.
Merendahkan biaya produksi komponen adalah salah satu cara produsen menjaga level keuntungan di tengah situasi sulit, Tapi efeknya menghalangi profitabilitas pemasok yang juga sedang berusaha bertahan.
GIAMM memiliki 225 anggota perusahaan, sekitar 10 di antaranya sudah menyatakan berhenti memenuhi permintaan produsen. “Saya yakin kalau dicari dengan detail mungkin ada (10 perusahaan). Dia sudah menyatakan ke produsen tidak sanggup,” kata Hamdhani di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Di antara perusahaan tersebut, lanjut Hamdhani, merupakan pemasok komponen seperti plastik dan karet. Disebutkan juga, buat produsen tidak sulit mencari penggantinya.
Solusi
Selain masalah permintaan produsen, pemasok saat ini juga harus menghadapi kenaikan Upah Minimum Regional dan mahalnya bahan baku impor yang dibeli dengan dollar Amerika Serikat.
Dijelaskan Hamdhani, perusahaan pemasok lain sudah merasakan kondisi semakin memberat namun masih bisa bertahan. Sebagai solusinya, operasional produksi dilakukan seefisien mungkin sambil meminta produsen memahami kondisi yang memberatkan ini.
“Kalau mereka tetap mempertahankan level profitabilitas dengan cara menekan kita, ya mati kita. Batasannya adalah kualitas, tidak mungkin kita terus menaikan efisiensi tapi mengorbankan kualitas,” kata Hamdhani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.