Gorontalo, KompasOtomotif — Keputusan Pemerintah Indonesia menaikkan harga bahan bakar subsidi premiun dan solar Rp 2.000, Senin (17/11/2014), dipastikan memukul pasar mobil nasional. Kondisi pasar mobil nasional yang tengah dilanda penumpukan stok yang besar semakin menyulitkan agen tunggal pemegang merek (ATPM) menghadapi pasar dalam beberapa bulan ke depan.
"Beberapa bulan akan terganggu, prediksi pribadi saya kondisi negatif pasar akan berlangsung dalam tiga bulan, tetapi ke depan secara keseluruhan pasar (mobil nasional) akan tumbuh lagi," jelas Kosei Tamaki, General Manajer Eksekutif MMC Divisi Pemasaran PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), di Gorontalo, Selasa (18/11/2014).
Tetapi, seberapa besarnya dampak yang akan memengaruhi pasar, Tamaki belum mau berkomentar lebih lanjut.
Tamaki menjelaskan, saat ini sejumlah pelaku bisnis di Indonesia termasuk dari otomotif masih menunggu terobosan apa yang akan diambil Presiden Joko Widodo. Tetapi, menggarisbawahi potensi besarnya pasar otomotif Indonesia juga tecermin dari banyaknya prinsipal dunia yang berbondong-bondong menanamkan modalnya ke dalam negeri.
"Saya bukan cuma bilang prinsipal Jepang, tetapi Eropa, dan Amerika Serikat juga mulai menanamkan modalnya di Indonesia. Saya yakin dalam jangka menengah pasar (Indonesia) harus tumbuh," beber Tamaki.
Terkait infrastruktur, Tamaki juga menyayangkan proses pengambilan keputusan yang relatif lambat dari pemerintah daerah maupun pusat. Pria berkacamata minus ini berharap di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo bisa mengatasi hal ini.
"Sebenarnya memang pengembangan infrastruktur di Indonesia butuh waktu panjang, tetapi pengaruh positif yang dihasilkan akan berdampak sangat luas bukan cuma otomotif saja," tukas Tamaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.