JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Camry mencatat prestasi dalam bisnis otomotif di Tanah Air. Tradisi sedan dari Eropa yang menjadi kendaraan para menteri berhasil digeser oleh "mid-size" sedan dari Jepang ini. Dirilisnya New Camry dengan tampilan yang lebih fresh siap meneruskan tradisi sebagai mobil dinas menteri.
Kenapa bisa dibilang sebagai suatu prestasi? Bayangkan, image Volvo sangat kuat sebagai mobil menteri. Karena, sedan dari Swedia itu setia mengantar tugas menteri sejak 1971 sampai 2004 di bawah kepemimpinan Suharto, BJ Habibie, Gusdur dan Megawati. Baru era Susilo Bambang Yudhoyona dominasi Volvo tersingkirkan.
Awalnya, pemerintah membeli sebanyak 60 unit mid-size sedan berkapasitas 3.000 cc yang digunakan sebagai mobil pengantar delegasi negara peserta konferensi Tinggkat Tinggi (KTT) Asia Afrika tahun 2005 silam. Setelah acara selesai, kemudian mobil 'bekas' itu dialih manfaatkan untuk kendaraan pejabat negara.
Dengan rincian, 18 unit digunakan untuk para pemimpin lembaga tinggi negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Mahkamah Agung (MA). Selanjutnya, 35 unit akan digunakan para menteri kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Satu unit digunakan pejabat setingkat menteri, dua unit untuk ibu negara dan wakilnya, sementara sisa empat unit untuk cadangan.
PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) memang tidak terlalu keuntungan yang signifikan dari penjualan 60 unit ini. Pasalnya, setiap pembelian yang dilakukan pemerintah, biasanya memiliki harga khusus sehingga keuntungan berkurang tajam.
Tapi jangan salah, walaupun tidak untung dari penjualan, justru TAM mendapat berkah yang lebih besar. Kesan pejabat atau petinggi negara menjadi lekat pada mobil 'termewah' ala Toyota ini. Mau tidak mau, efek psikologis tentu akan berbekas di benak konsumen. Sesuai dengan target pasar yang dibidik generasi ketujuh ini, para pemimpin dengan status kemapanan yang mumpuni.
Presiden Direktur TAM Johnny Darmawan mengaku, tak mengatur waktu dirilisnya New Camry ini dengan akan dikeluarkannya hasil pemilihan presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhir Juli ini. Tapi, tetap saja wacana itu kemudian muncul.
"Saya tegaskan tidak ada ke arah itu. Tapi, kalaupun ada dan (Camry lawas) mau diganti, mudah-mudahan Toyota lagi," paparnya, optimis.
Jika memang kembali terpilih dalam tender pengadaan barang oleh pemerintah, negara setidaknya perlu mengeluarkan dana sekitar Rp38,6 miliar untuk memboyong 60 unit New Camry 3.5Q. Dana ini melonjak sekitar 84 persen dari dana yang dikeluarkan tahun 2005 sebesar Rp21 miliar untuk jumlah yang sama.
Nah, salah satu fitur baru mobil yang diimpor secara utuh (completely built up vehicle/CBU) dari Thailand ini bisa dinikmati penumpang belakang, yakni adanya bangku pemijat di kedua sisi tempat duduk. Dengan fasilitas ini, para pejabat akan bisa rileks menuju tempat tujuan agar tidak tegang mengahadapi berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Setuju??
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.