JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas sopir truk dan bus di Indonesia dipertanyakan. Soal kemampuan, mereka bisa mengemudikan berbagai tipe kendaraan, tapi sebenarnya tidak begitu paham apa fitur-fiturnya.
Ahmad Wildan, Ketua Sub Komite Investigasi LLAJ KNKT mengatakan, pengemudi truk dan bus bisa membawa apa saja, merek dan tipe apa saja. Tapi begitu dites, ditanya satu-satu, enggak ada yang tahu, bingung.
"Ketika saya tanya, bagaimana memastikan sistem pneumatik itu benar atau tidak? Bocor atau enggak? Pada gagap semua, hampir semuanya," kata Wildan di Seminar Ikatan Mobil Indonesia (IMI) Sabtu (22/2/2025).
Baca juga: Pengalaman Sopir Bisa Jadi Penyebab Truk Mengalami Rem Blong
Wildan bingung, selama ini bagaimana bisa mereka menyetir tapi tidak paham apa yang disetir. Makanya dari situ, jadi biang truk ODOL, over loading tanpa ada kekhawatiran.
Kalau dibandingkan dengan pesawat, pilot ketika latihan sudah dapat lisensi pilot tapi khusus pesawat pribadi. Nanti setelah 1.500 jam terbang, baru boleh ikut kursus untuk dapat lisensi pilot pesawat komersial.
Baca juga: Konsumen Berhak Dapat Keamanan Ketika Titip Parkir Kendaraan
"Apakah mereka boleh bawa semuanya? Enggak juga. Dia harus kursus bawa Boeing, bawa Airbus, berbeda-beda dan ada aturannya," kata Wildan.
Sementara para sopir, ketika bisa membawa satu truk, menganggap sama semua model, padahal mereknya berbeda. Hal seperti ini yang jadi bahaya di jalan raya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.