Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang, Pentingnya Antisipasi Jarak Aman

Kompas.com - 01/10/2023, 09:41 WIB
Erwin Setiawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Lajur kanan jalan tol kembali memakan korban. Enam kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di Km 422 jalur B ruas Tol Semarang-Solo, di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (30/9/2023), pukul 11.00 WIB.

Kendaraan yang terlibat tabrakan beruntun terdiri dari Honda Freed, Honda CRV, Toyota Hiace, Mazda, bus, dan truk.

Kanit Laka Satlantas Polrestabes Semarang AKP Adji Setiawan menjelaskan, kecelakaan bermula saat sebuah bus melaju di lajur kanan dari arah Solo menuju Semarang.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang, Berawal dari Sopir Bus Tak Antisipasi Penyempitan Jalan

Ilustrasi Tol Tangerang-Merak.ASTRA Infra Toll Road Tangerang-Merak. Ilustrasi Tol Tangerang-Merak.

Diduga saat berkendara, sopir bus tidak waspada dan tidak menjaga jarak aman sehingga menabrak mobil Honda Freed diikuti Honda CRV, Toyota Hiace, dan Mazda, yang berjalan searah di depannya.

Diketahui bahwa di lokasi sedang terjadi pelambatan arus lalu lintas karena sedang dilakukan perawatan jalan.

Sewaktu keempat kendaraan didorong oleh bus dari belakang, Honda CRV terpental ke lajur kiri hingga berbalik arah mengakibatkan kecelakaan dengan truk tronton.

"Truk tronton ini melaju searah tapi di lajur kiri," ungkapnya. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Namun, terdapat lima penumpang mengalami luka ringan dan kini telah menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang hingga Kendaraan Menumpuk

Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre (RDC) mengatakan pengendara wajib menjaga jarak aman ketika berkendara, untuk mempermudah ada metode khusus bagi pengendara.

“Akan menyusahkan bila pengendara harus menghitung jarak ketika berkendara. Saat berkendara itu paling mudah adalah menghitung jarak dengan kecepatan, atau kilometer per jam (Kpj) dalam hal ini yakni pakai rumus 3 detik ,” ungkap Marcell, dikutip dari Kompas.com, Minggu (1/10/2023).

Marcell menjelaskan, tiga detik tersebut bisa mengatasi jarak sekitar 84 meter. Sebagai contoh, kendaraan bergerak dari angka 100 Kpj, per menit dibagi 60 maka yang didapat 1,667 meter per menit. Kemudian dibagi lagi 60 untuk menghasilkan per detik, maka hasil jaraknya 28 meter per detik.

Baca juga: Kenapa Kecelakaan Beruntun Sering Terjadi di Lajur Kanan Jalan Tol?

Jika dikalikan 3, maka hasil jaga jarak 3 detik adalah 84 meter. Tentu ini akan berubah tergantung dari kecepatan laju kendaraan sehingga semakin cepat seharusnya jarak aman akan semakin panjang.

Untuk mudahnya, jika kurang dari tiga detik objek di sekitar kendaraan sudah dilewati, maka kecepatan terlalu tinggi, atau sebaliknya. Maka dari itu penting sekali menjaga jarak aman serta membatasi kecepatan maksimal.

Meski begitu, metode tiga detik ini tidak bisa digunakan sepenuhnya sebagai satu-satunya cara untuk menjaga jarak aman. Langkah antisipasi lain tetap diperlukan saat mengendalikan mobil dengan kecepatan tinggi.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang, Kendaraan sampai Menumpuk

Sebab pengendara perlu tahu bahwa kemampuan reaksi manusia dan mekanis saat akan mengurangi laju kecepatan tidak bisa dilakukan dengan baik bila secara mendadak.

Marcell menjelaskan manusia masih harus berpikir agar tepat dalam mengambil keputusan saat bermanuver. Belum lagi faktor kemampuan rem pada masing-masing mobil tidak sama, sehingga kecelakaan beruntun susah dihindari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau