Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kecelakaan Beruntun Sering Terjadi di Lajur Kanan Jalan Tol?

Kompas.com - 30/09/2023, 16:02 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Lajur kanan di jalan tol terlihat lebih lancar karena secara fungsi memang untuk mendahului kendaraan lain. Oleh sebab itu, banyak pengendara menyalahgunakan untuk tetap di kanan.

Padahal, lajur kanan tidak boleh digunakan secara terus menerus. Dalam kecepatan konstan sebaiknya pengendara menggunakan lajur tengah, mengingat lajur kiri biasa digunakan untuk truk dan kendaraan berat.

Perlu diketahui juga bahwa di lajur kanan kerap terjadi kecelakaan beruntun. Rupanya hal ini bukan kebetulan semata melainkan kondisi lajur kanan memang selalu identik dengan mobil melaju dengan lebih kencang.

Baca juga: Dalam Waktu Dekat, Jalan Tol Serpong-Cinere Siap Beroperasi Penuh

Ilustrasi Tol Kunciran-SerpongDok. Jasa Marga Ilustrasi Tol Kunciran-Serpong

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan tidak heran bila di lajur kanan sering terjadi kecelakaan tabrakan beruntun karena tingkat kesadaran memahami risiko pengendara masih rendah.

“Kecepatan kendaraan di lajur kanan relatif tinggi dan rata-rata kemampuan para pengemudi di Indonesia dalam mengantisipasi terjadinya kecelakaan masih rendah,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.

Perilaku tersebut kerap dilakukan pengguna jalan tol, yakni melewati batas kecepatan maksimal, tidak jaga jarak, hal itu membuat kecelakaan beruntun kerap terjadi.

Baca juga: Marak Aksi Pelemparan Batu di Jalan Tol, Pengemudi Wajib Waspada

Ilustrasi Tol Semarang-Solo.Dok. BPJT Ilustrasi Tol Semarang-Solo.

“Dengan menerapkan jaga jarak tiga detik tidak sedikit pengendara khawatir lajurnya diserobot orang lain, seharusnya bukan itu yang harus dikhawatirkan, tapi pentingnya membaca risiko bahaya yang akan terjadi bila tidak tertib,” ucap Sony.

Berkendara di lajur kanan itu penuh risiko menurut Sony, pasalnya jika terjadi kecelakaan maka pilihannya dua ditabrak atau menabrak. Maka dari itu penting sekali tertib dalam memacu kendaraan saat di lajur kanan.

Sony juga mengingatkan kepada pengendara yang ingin berpindah ke lajur kanan untuk mendahului, agar selalu memberi isyarat berupa lampu sein serta mengecek kondisi sekitar melalui kaca spion. Tujuannya memastikan bahwa situasi sudah memungkinkan untuk kendaraan bermanuver.

Baca juga: Waspada Macet, Ada Perbaikan Jalan Tol Jagorawi Sepekan Penuh

"Begitu juga kendaraan yang ada di belakang atau depan, penting untuk memberi ruang kendaraan yang akan mendahului, biasanya mereka ada kepentingan yang lebih utama sehingga pantas diberik jalan," ucap Sony.

Itulah pentingnya menjaga kecepatan rata-rata saat di jalan tol, tidak boleh terlalu cepat dan terlalu pelan. Kecepatan laju kendaraan sebisa mungkin seragam dan tidak lupa untuk selalu menjaga jarak aman.

“Masyarakat perlu tahu memacu kendaraan ada aturannya dan harus sesuai dengan lajurnya. Biasakan gunakan lajur kanan hanya untuk mendahului, maksimal dihitung 20 menit di lajur kanan, kemudian kembali ke lajur semula,” ucap Sony kontras dengan kebiasaan pengendara di Indonesia.

Baca juga: Jadi Korban Aksi Pelemparan Batu di Jalan Tol, Bisa Dapat Ganti Rugi?

Nah, itu tadi sedikit penjelasan dari ahli terkait alasan lajur kanan kerap di tol kerap terjadi kecelakaan beruntun. Salah satu masalah utamanya yakni rendahnya kesadaran masyarakat untuk selalu tertib dan saling menghormati pengendara lain di jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau