JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil listrik semakin beragam dan pemiliknya terus bertambah. Meski demikian, tidak mudah bagi perusahaan pembiayaan untuk membantu konsumen yang ingin memiliki mobil listrik.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan pembiayaan dalam membiayai pembelian mobil listrik. Salah satu tantangannya adalah berhubungan dengan perusahaan asuransi.
Baca juga: Lexus Siapkan Mobil Listrik Konsep Terbaru
"Ketika kami berdiskusi dengan asosiasi asuransi, kami memiliki kesulitan dengan mereka. Sebab, premi asuransi itu sendiri belum dihitung oleh asosiasi asuransi," ujar Suwandi, dalam webinar OJK International Research Forum 2023, di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Suwandi menambahkan, untuk mesin konvensional, perusahaan asuransi bisa menjaminnya dengan all risk. Tapi, untuk baterai pada kendaraan listrik, komponen tersebut akan terus digunakan sampai usia tertentu.
"Saya rasa asosiasi asuransi masih melakukan kalkulasi dan melakukan banyak penelitian tentang ini. Kami masih menunggu mereka memberikan kami kisaran untuk kendaraan listrik," kata Suwandi.
Baca juga: Pakai Metode Gigacasting, Toyota Produksi Mobil Listrik Hitungan Menit
Suwandi menambahkan, hingga saat ini, perusahaan asuransi masih menggunakan kebijakan yang sama seperti yang diterapkan pada mobil bermesin konvensional.
"Penjualan kendaraan listrik masih bertumbuh, tapi bertumbuh dengan sangat lambat," ujarnya.
Suwandi menambahkan, sebagian besar mobil listrik dibanderol di atas Rp 600 juta. Sementara pasar otomotif di Indonesia, didominasi oleh kendaraan dengan harga di bawah Rp 300 juta.
"Jadi, untuk kendaraan listrik, kami siap untuk membiayainya. Tapi, ada beberapa masalah yang perlu diselesaikan," kata Suwandi.
Baca juga: 5 Tantangan Transisi Kendaraan Listrik di Indonesia
Suwandi mengatakan, beberapa masalah di antaranya, seperti stasiun pengisian daya yang terbatas, harga jual yang tinggi, garansi purna jual termasuk baterai, ketersediaan baterai, pengelolaan limbah baterai, kualitas dan ketahanan mobil listrik, kapasitas penumpang lebih dari lima orang, harga jual kembali yang tidak menentu, dan belum ada produk asuransi dan penjaminan untuk kendaraan listrik.
"Sebagai perusahaan pembiayaan, ketika bisnis itu ada, permintaannya ada, kami siap untuk melakukannya," ujar Suwandi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.