JAKARTA, KOMPAS.com - Suzuki merupakan salah satu pabrikan yang kompetitif di MotoGP. Buktinya, hanya dalam waktu enam tahun, sudah bisa meraih gelar juara dunia. Mantan manajer tim ini pun membeberkan rahasianya.
Untuk diketahui, Suzuki mengikuti ajang balap motor tingkat dunia ini sejak 1974. Lalu, terpaksa harus mengundurkan diri pada akhir musim 2011.
Baca juga: Motor MotoGP Bakal Dilengkapi Alat Pemantau Tekanan Ban
Absen pada 2012 hingga 2014, lalu Suzuki kembali lagi ke MotoGP pada 2015. Tidak banyak kemenangan yang diraih tim ini, tapi dengan konsistensi, akhirnya bisa merebut gelar juara dunia pada 2020.
Banyak yang percaya bahwa kesuksesan Suzuki di MotoGP sebagian besar karena kehadiran Davide Brivio yang saat itu menjabat sebagai manajer tim.
"Saya memiliki kredibilitas, karena saya menang dengan Yamaha dan bersama Valentino Rossi," ujar Brivio, dikutip dari Motorsport.com, Selasa (1/8/2023).
Baca juga: Prototipe KTM RC 990 Tertangkap Kamera, Pakai Winglet Motor MotoGP
Brivio mengatakan, saat kunjungan pertamanya ke Jepang, dia bisa menghabiskan waktu hingga delapan jam untuk rapat bersama Suzuki. Dalam setahun pun, dia bisa ke Jepang hingga lima kali.
Menurutnya, perbedaan paling mendasar antara Suzuki dengan Honda dan Yamaha adalah kepercayaan. Dalam hal ini, hubungan antara Brivio dan kepala teknis Ken Kawauchi yang menjadi sorotan.
"Shinichi Sahara memanggil saya, dan mengatakan bahwa Suzuki ingin kembali ke MotoGP, dan para insinyur sudah mempersiapkan motor di Jepang, tapi mereka tidak memiliki struktur apa pun," kata Brivio.
"Saya bilang pada mereka bahwa saya akan membantu, dan saya mulai membuat daftar belanja. Ken memberitahukan barang apa yang dia butuhkan, dan saya akan pergi untuk mencarinya," ujarnya.
Sebelum kembali lagi ke MotoGP dengan kedua pebalapnya, Aleix Espargaro dan Maverick Vinales, Suzuki sempat berencana untuk merekrut Valentino Rossi. Namun, Rossi sendiri belum lama kembali ke Yamaha setelah dua musim terpuruk di Ducati.
"Kami membawa Manu Cazeaux, yang bertugas untuk mengkoordinasikan di sisi teknik. Dengannya, kami menciptakan area performa, dan sedikit demi sedikit, kami berkembang," kata Brivio.
Brivio menambahkan, pada awalnya, dia diperlakukan seperti orang gila di Suzuki. Tak jarang dia sering kali berbeda pendapat dengan orang-orang Suzuki. Tapi, setelah beberapa lama, Suzuki mulai percaya dengan Brivio.
"Kami sudah seperti keluarga. Suzuki sangat bergantung pada kami. Bisa bayangkan ini terjadi di Honda atau Yamaha? Tentu saja tidak," ujar Brivio.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.