JAKARTA, KOMPAS.com - Sunday Morning Ride (sunmori) awalnya dilakukan untuk menikmati berkendara di jalan yang lenggang. Sunmori biasanya dilakukan para pengendara sepeda motor secara bersama-sama.
Viral video diunggah akun Instagram Dashcam Owners Indonesia, memperlihatkan rombongan pengendara motor besar (moge) Harley-Davidson yang menerobos lampu merah saat melakukan sunmori di lampu merah di wilayah Jakarta.
Baca juga: Dua Varian SUV Baru Chery Siap Meluncur di GIIAS 2023
Tidak dijelaskan rinci lokasi kejadian, namun terlihat seperti di lampu merah menuju Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (16/7/2023). Rombongan bahkan membuat bus TransJakarta berhenti untuk memberikan jalan.
View this post on Instagram
"Sunmori nih gaes, apa itu lampu merah...," tulis keterangan video dikutip Kompas.com, Selasa (18/7/2023).
Video tersebut menyulut komentar netizen yang menyudutkan para pengendara moge. Sebagian menilai pengendara moge bertindak arogan dan tak taat aturan, tapi minta dimaklumi karena memakai motor besar.
"Kapasitas diatas 1000cc, jadi kalau berhenti kaki/paha panas kena hawa mesin. lebih baik kita lanjut terus walaupun lampu merah kita tetap hati-hati kok". begitulah jawabannya, jika pengendara tersebut ditanya kenapa melanggar lampu merah ????????," tulis adityawibowoooo.
Baca juga: PLN Gandeng 4 Perusahaan buat Perbanyak SPKLU
Bicara soal sunmori, Jusri Pulubuhu, Founder and Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, tak bisa dipungkiri bahwa saat sunmori ada beberapa oknum yang menjadikannya sebagai ajang kebut-kebutan.
"Kita harus akui bahwa sunmori, sedikit-sedikit ada oknum yang berperilaku kurang baik, tapi itu oknum. Memang sunmori itu memicu adanya tindakan eksklusif, misalnya adanya konvoi yang panjang," kata Jusri kepada Kompas.com, belum lama ini.
Jusri mengatakan, siapapun yang melakukan sunmori, mulai dari pengendara pribadi hingga komunitas tidak boleh mengganggu kenyamanan dan ketertiban lalu lintas.
Adapun soal pengendara moge arogan bahkan cenderung ugal-ugalan, Jusri menyebut anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, sebab arogansi muncul bukan hanya pada pengguna moge saja.
Baca juga: PO Gumarang Jaya Buka Divisi Bus Pariwisata Bernama Vido Trans Nusa
"Kecenderungannya yaitu arogansi, eksklusivitas. Saya pernah baca viral rombongan pesepeda di dalam kereta yang menguasai gerbong tersebut dan bikin tidak nyaman pengguna lain," kata Jusri.
"Kesimpulannya ialah ketika sekelompok orang jalan bareng dengan tujuan yang sama itu timbul jiwa eksklusivitas, apakah itu segerombolan membawa jenazah ke kuburan akibatnya timbul arogan, egois, dan eksistensi," katanya.
"Ketika semua hal itu bentrok tidak sesuai standar di dalam kepala mereka itu timbul tindakan anarkis, atau paling tidak agresif, yang kelihatannya jadi ugal-ugalan," kata Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.