Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Normal Air Radiator Berkurang Setelah Mobil Dipakai Jalan?

Kompas.com - 07/07/2023, 12:42 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Air radiator merupakan cairan pendingin mesin yang perlu diperiksa volumenya setiap saat karena berpotensi menguap sehingga bisa saja berkurang.

Hanya saja bila air radiator berkurang setiap kali setelah mobil digunakan untuk perjalanan, apakah ini termasuk normal atau menjadi tanda ada suatu masalah?

Foreman Nissan Bogor Fandi Ahmad mengatakan air radiator yang selalu berkurang menandakan ada yang tidak beres di sistem pendingin mesin, ini tidak boleh dibiarkan karena dapat membahayakan mesin.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Coolant Bikin Mesin Motuba Gampang Overheat?

Master Radiator Coolantist Master Radiator Coolant

“Kurangnya air radiator bisa diamati dari tangki reservoir, jika setelah mobil digunakan air di tangki cadangan tersebut menyusut cukup banyak, ini bisa menjadi indikasi ada masalah pada sistem pendingin mesin,” ucap Fandi dikutip dari Kompas.com, Jumat (7/7/2023).

Fandi mengatakan kemungkinan telah terjadi kebocoran air radiator baik dalam jumlah kecil atau besar. Walau pun kecil, kebocoran air radiator tidak bisa dianggap remeh.

Kebocoran bisa berupa rembesan atau aliran di bagian tertentu dalam saluran air radiator, bisa di area radiator, selang-selangnya, bahkan di dalam mesin yaitu di paking kepala silinder mesin, menurut Fandi.

Baca juga: Mobil Balap Formula E Pakai Coolant Khusus untuk Dinginkan Baterai

Selain kebocoran, jenis air radiator yang digunakan juga mempengaruhi apakah akan cepat habis atau tidak karena hanya coolant yang memiliki karakter spesial untuk mendinginkan mesin.

“Air radiator pada mobil masyarakat bisa beragam, ada yang menggunakan air keran, air minum kemasan, air demineral, dan menggunakan coolant, salah satu kemungkinan yang bisa menyebabkan air cepat habis karena tidak menggunakan coolant,” ucap Fandi.

Menurut Fandi, coolant memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada air biasa karena kandungannya. Air biasa akan mendidih pada suhu 100 derajat Celcius, tapi coolant memiliki titik didih lebih tinggi, maka dari itu penggunaan air biasa untuk pendingin mesin bisa membuatnya cepat habis.

Baca juga: Saat Situasi Darurat, Coolant di Radiator Boleh Dicampur Air Biasa?

Selanjutnya, radiator pampat juga bisa membuat air radiator cepat habis, menurut Fandi, karena aliran air yang tidak lancar ini akan memaksa sebagian air lebih cepat panas dan akhirnya menguap.

“Seharusnya air yang panas mengalir ke radiator untuk didinginkan, tapi kalau alirannya tidak lancar maka air lebih mudah mendidih karena terhambat untuk didinginkan, hal serupa juga bisa diakibatkan oleh kipas radiator yang sudah lemah,” ucap Fandi.

Jadi, ada beberapa faktor yang dapat membuat air radiator cepat habis. Setelah mengetahui apa saja kemungkinannya, diharapkan perbaikan sistem air pendingin radiator menjadi lebih mudah teratasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com