JAKARTA, KOMPAS.com - Merasakan performa kendaraan secara langsung (test drive) sebelum menggarasikannya merupakan salah satu kegiatan yang kerap dilakukan calon konsumen.
Pasalnya, melalui hal tersebut berbagai informasi tak tertulis bakal didapatkan mulai dari kenyamanan berkendara, kesesuaian dengan postur tubuh, hingga ketangkasan dapur pacu kendaraan.
Sekertaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara bahkan menyebut, hampir 80 persen warga Indonesia yang melakukan test drive di diler maupun pameran otomotif, melanjutkan proses pembelian.
Baca juga: Jika Jadwal GIIAS 2020 Diundur Lagi, Pameran Batal
"Investasi ke mobil itu tidak murah, ratusan juta dikeluarkan. Jadi tidak cukup bagi mereka hanya melihat secara virtual saja dan membaca buku spesifikasinya. Dibutuhkan test drive," katanya dalam diskusi virtual, Senin (11/5/2020).
"Kalau fitur-fitur mungkin bisa dilihat dan dibandingkan, ya. Tapi ada suatu hal yang harus dirasakan secara langsung, yakni feel berkendara. Sampai saat ini, hal tersebut nampaknya belum tergantikan (hanya ada di test drive)," lanjut dia.
Baca juga: Ini Alasan GIIAS 2020 Tetap Digelar
Oleh karena itu, cukup sulit untuk menggantikan transaksi atau layanan pembelian mobil secara langsung dengan digital, apalagi pamerannya.
"Sesuai perkembangan zaman, memang tak menutup kemungkinan ya karena segala sesuatu sudah bisa dilakukan secara digital. Tapi dalam kasus mobil, itu berbeda sekali. Orang masih butuh namanya mencoba dan merasakan langsung dahulu sebelum memutuskan pembelian," kata Presiden Direktur Seven Event, Romi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.