Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus-Minus Pakai Alumunium buat Bodi Motor Kustom

Kompas.com - 29/10/2019, 14:22 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kreativitas menghasilkan banyak inovasi baru. Tak terkecuali di skena kustom, para builder berusaha menggunakan bahan metal lain. Salah satu yang jamak dipakai ialah alumunium.

Ari Supriyanto, punggawa Protechnic Motor, bengkel kustom asal Rempoa, Tangerang Selatan, mengatakan, penggunaan alumunium memiliki beberapa keunggulan ketimbang besi atau bahan metal lainnnya.

Baca juga: Si Tulus, Pro Street yang Sempat Bikin Bimbang Juara FFA Kustomfest

"Pertama itu dia lebih ringan. Tak berkarat. Jadi bakal berpengaruh pada bobot dan pembawaan motor. Tapi harganya lebih mahal, bikinnya pun lebih sulit," kata Ari kepada Kompas.com, Selasa (29/10/2019).

Ilustrasi Bodi AlumuniumKOMPAS.com/Gilang Ilustrasi Bodi Alumunium

Ari mengatakan, jika sudah memutuskan untuk memakai alumunium maka harus terima risiko harganya lebih mahal. Sebab bahan alumunium memang lebih mahal, cara pembuatannya juga berbeda.

"Selain harganya mahal, lasnya juga beda. Alumunium pakai las tik, bahan buat ngelasnya juga beda, jadi lebih mahal. Waktu proses pembuatan alumunium itu tidak boleh asal getok, karena bahannya itu lebih lembek dari besi," kata Ari.

Baca juga: Ini Pemenang Modifikasi Digital Honda Genio

Pria yang hobi mengoleksi bebek retro 2-tak ini mengatakan, karena sudah cantik tak sedikit pemilik motor yang membiarkan bodi motornya tanpa dilapisi cat. Hal ini untuk menunjukkan warna khas alumunium.

"Keunggulan alumunium itu tidak berkarat. Sehingga banyak juga yang alumunium tidak dicat jadi raw material untuk menunjukkan bahannya. Tapi ada juga yang dicat, tergantung selera. Tapi pastinya lebih ringan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau