Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mati Listrik Jadi Ganjalan Elektrifikasi di Indonesia?

Kompas.com - 06/08/2019, 07:32 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Matinya aliran listrik di sebagai wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten, Minggu (4/8/2019), membuat aktivitas warga terganggu. Kondisi ini menjadi sorotan tersendiri mengingat saat ini Indonesia sedang ramai membicarakan soal kendaraan berbasis elektrifikasi.

Seperti diketahui, kendaraan elektrifikasi memanfaatkan baterai sebagi sumber tenaga primer ataupun sekunder, sehingga butuh suplai aliran listrik. Dengan kondisi perusahaan penyuplai masih sering terjadi pemadaman, apakah mobil atau motor listrik nanti bisa diandalkan?

Menjawab pernyataan tersebut, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILEMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto, mengatakan, padamnya aliran listrik tidak akan sepenuhnya berpengaruh pada laju kendaraan elektrifikasi.

Baca juga: Ini Mobil Penyelamat saat Mati Listrik, Bisa Jadi Genset

"Mobil listrik pengertian awam di Indonesia ini kan hanya battery electric vehicle, tapi buat kami mobil listrik itu xEV. Mulai dari hybrid, plug-in hybrid, baterai electric vehicle, dan fuel cell," ucap Harjanto di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Lebih lanjut, Harjanto mengatakan bila berdasarkan usulan enam perguruan tinggi beberapa waktu lalu yang melakukan kajian, mobil ramah lingkungan yang direkomendasikan bukan battery eletric vehicle, melainkan hybrid alias hibrida.

Gogoro skuter listrik dan swap-station miliknya.Nikkei Gogoro skuter listrik dan swap-station miliknya.

Hal ini dilatarbelakangi masalah infrastruktur yang diakui Harjanto juga menjadi salah satu hal utama yang dipikirkan keenam perguran tinggi tersebut. Selain itu, dari tingkat kemampaun mobil listrik sendiri, karena bila baterainya makin besar maka otomatis membuat harga juga makin mahal.

"Karena itu, Pak Menteri bilang konsep untuk kendaraan listrik adalah lebih kepada point to point seperti bus, taksi, dan sepeda motor yang bisa swap baterai. Jadi bila misalnya charging time itu menjadi kendala sehingga kita bisa pakai baterai swap," ucap Harjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com