Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Suzuki Meracik Carry dengan ILMU Khusus

Kompas.com - 01/05/2019, 14:37 WIB
Azwar Ferdian

Editor

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Suzuki Carry boleh saja berstatus sebagai kendaraan niaga yang keberadaannya kadang terlupakan. Publik boleh saja mengingat Suzuki dengan Ertiga, Ignis atau Baleno, tapi Carry tetap menjadi tulang punggung utama.

Catatan Carry selama berkarier di Indonesia terbilang apik. Suzuki memulai perjalanan di segmen kendaraan niaga ringan pada dekade 70-an, tepatnya dengan meluncurkan ST10 pada tahun 1976. Sejak itulah pabrikan berlambang S ini mulai merambah pasar komersial Indonesia.

Harga yang terjangkau dan biaya perawatan yang murah, membuat konsumen tidak sulit buat menunjuk Suzuki sebagai andalan. Ini terbukti dari angka penjualan Carry yang sudah menembus angka 1,2 juta unit lebih sejak 1976 sampai 2018.

Carry pikap dan Mega Carry pikap menjadi pemimpin pasar sejak 2009 dengan capaian wholesales 520.528 unit. Sementara capaian akhit market share di 2018, menurut 4W Sales Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Makmur, berhasil meraih 50 persen dengan wholesales sebesar 53.950 unit.

Baca juga: Suzuki: Belum Terlambat Jualan Jimny di Indonesia

"Carry sudah beredar di Indonesia lebih dari  1 juta unit. Selama 10 tahun terakhir kami berhasil mendominasi market share kendaraan niaga ringan sehingga membuat produk niaga andalan kami sebagai Rajanya Pick-Up," ujar Makmur saat peluncuran Carry terbaru beberapa waktu lalu.

Konsep ILMU
Suzuki punya strategi khusus dalam menjual Carry. Ada konsep ILMU yang diterapkan buat Carry, untuk melayani konsumen Indonesia khususnya wirausaha.

ILMU adalah kependekan daru Irit bahan bakar dan perawatan, Lama umur pakainya, Muat banyak, dan Untung di ujung.

Suzuki Carry hadir dan dipajang di gelaran Telkomsel IIMS 2019. Bahkan pada hari pertama pembukaan pameran, Suzuki mengadakan sesi khusus Carry Day, dengan memajang semua jenis Carry yang sudah diubah fungsionalitasnya.

Ada yang masih berbentuk sebagai kendaraan pikap, lalu Carry yang berubah jadi angkot, lalu Carry sebagai ambulans.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Lukashenko Sebut Ukraina dan Eropa Akan Hancur Jika AS-Rusia Buat Kesepakatan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau