INDRAMAYU, KOMPAS.com - Kondisi rute Jalur Pantai Utara atau Pantura rupanya belum banyak mengalami perubahan, terutama untuk permukaan aspal.
Darihasil penelusuran tim redaksi Kompas.com yang menggelar Komparasi Jalur Trans Jawa menggunakan Mitsubishi Xpander, banyak menemukan aspal di sepanjang Pantura yang bergelombang dan berlubang.
Setelah melewati Simpang Jomin, menuju arah ke Cirebon Jawa Barat, aspal bergelombang masih cukup mendominasi, kondisi ini terjadi karena banyaknya kendaraan alat berat yang melintasi Pantura. Namun yang menjadi perhatian redaksi adalah adanya fenomena kebiasaan lalu lintas yang tak lazim.
Bila biasanya kendaraan alat berat seperti truk atau kontiner melintas di jalur lambat yang berada di sebelah kiri, maka aturan ini tak berlaku di Pantura. Iring-iringan kendaraan berat mendominasi jalur kanan yang biasa digunakan sebagai ruas untuk kendaraan lebih kencang, akibatnya memaksa mobil yang ingin mendahului harus menyalip dari sebelah kiri.
Baca juga: Helm Jadi Barang Langka di Sepanjang Jalur Pantura
Menurut Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuh, fenomena tersebut terjadi sudah cukup lama, bahkan menjadi sebuah kebiasaan yang menahun dilakukan para sopir kendaraan berat di lintas Pantura.
"Memang di Pantura kendaraan berat kebanyakan melintas di kanan, sebabnya permukaan aspal di kiri itu dulu sangat rusak, bahkan sampai sekarang. Untuk menghindari permukaan berlubang yang bisa membuat truk terjebak atau terguling, mereka akhirnya berjalan ke jalur cepat. Dampaknya memang membuat kendaraan lebih cepat harus menyalip dari jalur lambat yang cukup berbahaya juga," ujar jusri kepada Kompas.com, Jumat (4/1/2019).
Baca juga: Lewat Tol Trans Jawa, Jangan Lupa Beristirahat
Umumnya saat siang hari, lajur kiri didominasi oleh sepeda motor atau pun kendaraan pengangkut hasil pertanian desa yang jalannya lambat. Menurut Jusri, ketika mau melakukan manuver untuk menyalip, hal paling utama yang harus dilakukan adalah memastikan kondisi di depan serta jarak kerapatannya.
"Pastikan kondisi kiri bebas dari kendaraan lain, jangan lupa melihat kerapatan karena truk pengangkut barang itu memiliki dimensi yang lebih lebar. Intinya saat akan menyalip, harus benar-benar full konsentrasi. Jangan lupa waspadai kendaraan yang menyalip dari lawan arah. Lebih baik mengalah jangan terbawa emosi, apalagi bila tidak mengetahui medannya," ucap Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.