Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedanya Ban Vulkanisir dan Suntikan

Kompas.com - 10/12/2018, 15:17 WIB
Aditya Maulana,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktik melakukan vulkanisir dan suntik sudah menjamur di kalangan penjual ban, terutama yang bekas. Fenomena itu terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan, sehingga mendorong para pedagang melakukan hal seperti itu.

Perlu diketahui dulu bahwa ban vulkanisir dengan suntikan berbeda. Secara pengertian, yang dibuat dengan membuang sisa sisa karet dan menambahkannya lagi disebut vulkanisir.
 
Sementara, suntikan merupakan ban yang diukir ulang oleh tangan manusia sampai membentuk kembang atau ulir ban, layaknya ban baru.
 
Menurut National Sales Manager UHP Goodyear Indonesia Romijo Huka, dalam industri ban, vulkanisir itu sudah diakui atau sah karena dilakukan oleh pabrikan itu sendiri.
 
"Tetapi hanya untuk komersial dan jenisnya juga bias, bukan tubeless dan untuk mobil pribadi," kata Romijo ketika dihubungi Kompas.com, Senin (20/12/2018).
 
 
Secara kualitas, vulkanisir pun tidak seperti ban normal, atau secara kemampuan hanya 60-70 persen dari ban biasa. Jenis itu dibuat juga karena untuk menekan biaya kepada para pelaku usaha.
 
"Secara hukum pun sah, maka dari itu sering digunakan oleh pengusaha truk karena konsumen atau pasarnya di situ," ucap dia.
 
Ban suntikan, lanjut Romijo itu yang tidak disarankan. Sebab, praktiknya curang dengan cara mengukir kembali karet sampai membentuk kembangan atau ulir seperti ban baru.
 
"Jelas itu sangat bahaya, karena ban untuk mobil pribadi sendiri ada aturan dan batasannya. Kalau sampai diukir lagi akan membahayakan buat konsumen," kata Romijo lagi.
 
 
Pedagang Ban Bekas
 
Belum lama ini, Kompas.com pernah melakukan wawancara dengan sejumlah pedagang ban bekas yang berada di pinggir jalan. Beberapa toko kecil atau tukang tambal ban, ikut menjual ban suntikan.
 
"Kalau ban suntikan ada, konsumennya juga ada saja. Memang tidak bisa tahan lama, tapi secara pasar juga ada. Dalam satu bulan bisa menjual tujuh hingga 10 ban suntikan untuk mobil," ujar pedagang ban tersebut yang tidak mau disebutkan identitasnya ketika ditemui Kompas.com belum lama ini di kawasan Cideng, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau