JAKARTA, KOMPAS.com – PT Astra Honda Motor (AHM) kembali menyayangkan adanya penipuan dengan modus rekrutmen karyawan baru di area fasilitas produksi. Parahnya, kali ini dilakukan dengan syarat membayar uang muka dalam jumlah tertentu.
GM Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin, menjelaskan, bila kejadian penipuan modus penerimaan karyawan di AMH bukan pertama kali terjadi, bukan hanya di Jakarta saja, tapi di beberapa daerah lainnya.
"Yang pasti saya turut prihatin sama korbannya, jujur kasihan. Kejadian penipuan ini memang bukan baru sekali, sudah beberapa kali dengan mengatasnamakan perusahaan AHM, bahkan pernah ada kasus sampai di luar Jakarta waktu itu," ucap pria yang akrab disapa Muhib kepada Kompas.com, Rabu (14/11/2018).
Baca juga: AHM Luaskan Vokasi Sampai ke Merauke
Dari beberapa kasus yang sudah terjadi, menurut Muhib sumber informasi awal yang menyatakan adanya lowongan pekerjaan di AHM paling sering dari internet. Rata-rata korbanya mendapat informasi hoaks mengenai rekrutmen dari situs penjaja lowongan pekerjaan.
Dikabarkan pada kasus kali ini, oknum penipu yang mengaku karyawan AHM sampai meminta uang pada korban yang ingin melamar pekerjaan dengan dalih untuk menandatanggani kontrak kerja.
Saat dilakukan pengusutan, ternyata oknum tersebut bukanlah karyawan, meski memiliki dan menggunakan seragam serta ID Card serupa seperti karyawan AHM lain ketika mendekati korbannya. Sementara untuk uang yang diminta kepada korban, kabarnya cukup beragam, mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 12 juta.
Baca juga: Grup Astra Beli Go-Jek, Apa Peran AHM?
Muhib menjelaskan saat ini kasusnya sudah dilimpahkan ke kepolisian. Lebih lanjut Muhib juga menjelaskan bila AHM tidak pernah memungut biaya apapun dalam setiap proses pelaksanaan rekrutmen calon karyawan, bahkan sampai tahapan dinyatakan lulus sekalipun.
Sedangkan untuk proses rekrutmen, AHM juga telah menerapkan sistem online sendiri melalui website resmi perusahaan, yaitu https://www.astra-honda.com/karir. Untuk informasi lowongan, masyarakat diharapkan jangan mudah percaya dan bisa memantau langsung melalui laman resmi tersebut.
"Harpaannya tidak terulang lagi kejadian sepert ini, karena selain kasihan dengan korban, otomatis nama baik perusahaan juga ikut terbawa," kata Muhib.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.