BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan 3M

Sudah Siap Bermacet-macetan di Pantura?

Kompas.com - 31/05/2018, 10:23 WIB
Aningtias Jatmika,
Dimas Wahyu

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Terbentang sepanjang 1.341 meter dari Merak hingga Banyuwangi, jalur pantai utara Jawa atau yang lebih dikenal sebagai pantura selalu menjadi primadona ketika musim mudik Lebaran tiba.

Awalnya, jalan yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels ini berfungsi sebagai jalur untuk mengantar dokumen pemerintahan dan kebutuhan militer.

Lambat laun, jalur ini berubah menjadi salah satu denyut nadi transportasi paling aktif, termasuk sebagai jalur mudik, yang menghubungkan kota-kota dari Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.

Tidak hanya jalur arteri, kini pantura telah terhubung dengan sejumlah ruas Tol Trans-Jawa, seperti Tol Jakarta-Cikampek, Tol Cikopo-Palimanan, Tol Kanci-Pejagan, Tol Semarang-Batang, Tol Surabaya-Gempol, serta yang baru diresmikan, yakni Tol Ngawi-Kertosono.

Meski cenderung lebih panas karena berada di pesisir pantai, pantura tetap lebih diminati pemudik yang akan melakukan perjalanan ke kampung halamannya dibandingkan jalur tengah, bahkan jalur pantai selatan (pansela) yang banyak membentang di wilayah perbukitan.

Hal ini bisa terlihat dari panjangnya antrean kendaraan, baik di jalur arteri maupun di jalur tol di sekitar pantura.

Kompas.com, Sabtu (24/6/2017), mewartakan, pada arus mudik H-7 sampai H-2 Lebaran 2017, tercatat 411.265 kendaraan masuk-keluar Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali melalui Gerbang Tol (GT) Palimanan.

Arus mudik kendaraan dua hari menjelang Idul Fitri di ruas tol pantura (Cipali dan Palikanci), Jawa Barat, tersendat sepanjang 42 kilometer, Rabu (15/7/2015). Arus kendaraan terpantau tersendat dari Ciperna (Tol Palikanci) kilometer 205 hingga Majalengka (Tol Cipali) kilometer 163. KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO - ARI PRASETYO Arus mudik kendaraan dua hari menjelang Idul Fitri di ruas tol pantura (Cipali dan Palikanci), Jawa Barat, tersendat sepanjang 42 kilometer, Rabu (15/7/2015). Arus kendaraan terpantau tersendat dari Ciperna (Tol Palikanci) kilometer 205 hingga Majalengka (Tol Cipali) kilometer 163.

Ada banyak alasan mengapa pantura lebih naik pamor dibandingan jalur tengah dan pansela. Dibandingkan pansela yang lebih berkelok-kelok, pantura memang lebih nyaman dengan jalur lurusnya yang membentang.

Pengguna juga bebas memilih untuk melalui jalur arteri di pesisir utara atau masuk ke jalur Tol Trans-Jawa. Pengguna tidak akan dibebankan biaya saat melalui jalur arteri. Sementara itu, jalur Tol Trans-Jawa juga relatif terjangkau.

Sebagai contoh, dari Jakarta menuju Semarang, pemudik cukup menghabiskan saldo e-toll sekitar Rp 173.000 melalui Tol Cipali kemudian lanjut menuju Tol Batang-Pemalang.

Dengan banyaknya pemudik yang melintasi jalur ini, sejumlah fasilitas tentunya juga mudah ditemukan. Di sepanjang jalur arteri, pemudik bisa dengan mudah mendapati rumah makan, toilet, rumah ibadah, minimarket, ATM, juga SPBU.

Persiapkan diri dan kendaraan

Padatnya jalur pantura membuat pemudik harus mempersiapkan diri juga kendaraan agar tetap aman dan nyaman melalui jalur ini hingga tiba di kampung halaman.

Ditulis Kompas.com, Senin (19/6/2017), lewat siaran pesan langsung di grup WhatsApp Operasi Ramadniya—Operasi Kepolisian Terpusat terkait pengamanan arus mudik dan arus balik Idul Fitri 1437 H—Polri mengingatkan bahwa mengemudi aman harus dimulai dengan persiapan yang matang.

Selain berdoa sebelum memulai perjalanan, sebelum berangkat, siapkan juga perbekalan dan obat-obatan pribadi di tas Anda. Jika membawa anak, siapkan pula mainan, film, atau buku favoritnya. Hal ini bisa menjadi penawar bosan saat kemacetan mulai mengular.

Ilustrasi mudik dengan keluarganyconthecheap.com Ilustrasi mudik dengan keluarga

Ada baiknya Anda mengecek terlebih dahulu medan yang akan dilalui. Periksalah jalur dan rute mana saja yang akan Anda tempuh. Jangan lupa untuk isi saldo e-toll secukupnya jika Anda memilih jalur Tol Trans-Jawa.

Agar mudik lancar dan aman, pengemudi wajib berada dalam kondisi fisik yang sehat dan prima. Pastikan beristirahat yang cukup sehari sebelum Anda mengemudi. Hindari pula penggunaan obat-obatan yang berpotensi menimbulkan kantuk atau menurunkan konsentrasi selama berkendara.

Akan lebih baik jika Anda memiliki rekan untuk bergantian menyetir sehingga tidak perlu memaksakan diri jika lelah dan mengantuk. Ini terlebih lagi jika Anda tengah berpuasa dan mengemudi pada siang hari.

Sebab, setelah enam jam dari waktu kali terakhir minum, tingkat kadar air dan oksigen seseorang akan menurun drastis. Hal ini akan membuat konsentrasi menurun.

Sebaiknya Anda sempatkan untuk istirahat atau tidur sekitar 30 menit sampai satu jam hingga tubuh kembali bugar. Terlebih lagi, cuaca di pantura yang berada di pesisir pantai cukup terik pada siang hari.

Kemudian, selalu waspadalah dan patuhi rambu ketika berkendara. Ikuti arahan petugas di lapangan agar perjalanan semakin lancar.

Di samping itu, manfaatkan ponsel pintar (smartphone) Anda sebagai alat navigasi dan komunikasi, misalnya dengan mengontak nomor layanan dari dinas terkait untuk mendapatkan informasi seputar perjalanan.

Anda juga bisa mengunduh aplikasi di smartphone, seperti JMCare dan iToll, untuk mendapatkan kondisi terkini jalur mudik Lebaran.

Tak lupa, performa kendaraan juga harus terjaga. Cek minyak rem, minyak kopling, air radiator, aki, oli mesin, serta air wiper terisi sesuai dengan takarannya. Periksa pula apakah lampu menyala sempurna dan ban tidak botak.

Perangkat pendukung mobil juga sebaiknya dibawa, seperti dongkrak, ban cadangan, kotak P3K, serta alat darurat lainnya.

Nah, yang tak kalah penting adalah perangkat AC mobil berfungsi dengan baik, mengingat Anda akan melalui jalur pantura yang cukup panas pada siang hari.

Selain itu, Anda juga dapat melapisi kaca mobil Anda dengan kaca film transparan yang menangkal panas dengan baik. Salah satunya adalah 3M Auto Film Crystaline Series.

Kaca film transparan ini merupakan salah satu terobosan 3M dalam pemanfaatan temuan sains untuk kehidupan sehari-hari.

Kaca film 3M Auto Film Crystaline Series3M Kaca film 3M Auto Film Crystaline Series

Sebagai bagian dari #DiscoverScience, para ilmuwan dan peneliti 3M mengaplikasikan temuan sains mereka, yakni dengan digunakannya 200 lapis teknologi nano yang lebih tipis dari Post-it Note pada kaca film tersebut.

Teknologi nano ini dapat menolak sinar panas di pantura lebih baik dari film yang lebih gelap sehingga suhu dingin di dalam mobil tetap terjaga.

Dengan begitu, kerja AC pun menjadi tidak terlalu berat. Tentunya, hal ini akan memperpanjang umur AC dan menghemat pemakaian bahan bakar.

Di sisi lain, meski mengandung 200 lapis teknologi nano, 3M Auto Film Crystaline Series tidak akan mengganggu sinyal perangkat komunikasi dan navigasi yang tentunya merupakan andalan dalam perjalanan mudik Anda.

Jika semua persiapan sudah matang, macet-macetan di pantura pun bukan halangan untuk merayakan Lebaran di kampung halaman.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau